Semua Kota Besar Islam Telah Disinari Ilmu Nabi saw. dari Selain Ali!! (1)Tidak cukup dengan mengatakan bahwa Ibnu Mas’ud dan para sahabat tidak pernah sedikitpun menimba ilmu dari Imam Ali as., … dan Ibnu Abbas ra. yang dikenal sebagai murid Imam Ali as. adalah sebuah kepalsuan belaka…., tidak cukup hanya itu, Ibnu Taymiah memekikkan suara sumbangngnya dengan mengatakan bahwa tidak satu pun kota-kota besar yang tersinari dengan cahaya ilmu Ali as. !! Sementara itu, para sahabat telah menyiraminya dengan ilmu-ilmu mereka… hanya Ali seorang yang ilmunya tidak sampai ke kota-kota tersebut!
Perhatikan apa yang ia katakan dengan redaksi tegas tanpa sungkan ketika ia menolak hadis Madinatul Ilmi seperti di bawah ini:
Ibnu Taymiah berkata:
فَعُلِمَ أنَّ هذا الحديثَ إنما افْتراهُ زنْدِيْقٌ جاهِلٌ ظّنَّهُ مَدْحًا و هُوَ يُطَرِّقُ الزنادِقَةَ إلى القَدْحِ في دينِ الإسْلامِ. “Maka diketahui bahwa hadis ini dipalsukan oleh seorang zindîq yang jâhil, ia menganggapnya sebagai pjian sementara itu ia membuka jalan bagi kauk zindiq lainnya untuk mencacat Islam… Kemudian hal itu adalah bertolak belakang dengan apa yang diketahui secara mutawatir, sebab seluruh kota-kota besar Islam telah sampai kepadanya ilmu para sahabat dari Rasulullah dari selain Ali”Setelahnya ia berusaha membuktikan klaimnya diatas dengan mengatakan:
أَمَّا أهْلُ المدينَةِ و مَكَّةَ فالأمْرُ فيهما ظاهِرٌ، و كذلِكَ الشَّأم و البصرَة، فَإِنَّ هؤلآءِ لم يكونًوا يروُوْنَ عن علِيٍّ إلاَّ شيءئًا قليلاً، و إنما كان غالبُ علمِهِ في الكوفَةِ، و مع هذا فَأَهْلُ الكوفة كانوا يَعْلَمونَ القُرْآنَ و السنّةَ قبل أنْ يتولَّي عثمانُ فضْلآً عن عليٍّ ، ففُقهاءُ أهلِ المدينَةِ تعَلَّمُوا الدينَ في خلافَةِ عمَرَ. و تعْلِيْمُ معاذ لأَهْلِ اليمن و مُقامُهُ فيهم أكثرمِنْ عليٍّ، و لهذا روَى أهْلُ اليمن عن معاذ بن جبل أكثرَ مِمَا روَوْا عن علِيٍّ. و شُريح و غيرُهُ مِنْ أكابر التابِعِيْنَ إنما تَفَقَّهُوا على معاذ بن جبل، و لمَا قدِمَ عَلِيُّ الكوفَةَ كان شريح فيها قاضِيًا، و هو و عبيدة السليماني تفَقَّها على غيرِهِ، فانْتشَرَ علمُ الإسلامِ في المدائِِنِ قبلَ أنْ يَقْدَمَ عليٌّ الكوفةَ … Adapun penduduk kota Madinah dan Mekkah, telah jelas urusannya. Demikian pula kota Syam dan Bashrah, mereka tidak meriwayatkan dari Ali melainkan sangat sedikit. Kebanyakan ilmu Ali hanya di kota Kufah, namun kendati demikian penduduk Kufah mereka telah mengetahui Alqur’an dan Sunnah sebelum Utsman memerintah, apalagi Ali. Para fukaha’ kota Madinah, mereka belajar agama di masa Khilafah Umar. Aktifitas Mu’adz mengajar penduduk Yaman dan bermukinya di tengah-tengah mereka lebih lama di banding Ali, karenanya penduduk Yaman lebih banyak meriwayatkan dari Mu’adz dari pada dari Ali. Syuraih dan para pembesar tabi’in lainnya mereka hanya belajar agama dari Mu’adz ibn Jabal. Ketika Ali datang ke kota Kufah, Syuraih sudah menjabat sebagai Qadhi. Ia bersama Ubaidah al Salmani belajar agama dari selain Ali. Dan ilmu Islam telah tersebar di kota al Madain sebelum kedatangan Ali ke Kufah…” [1]Demikianlah panjang lebar Ibnu Taymiah berusaha membuktikan bahwa seluruh kota-kota besar Islam itu telah mengenal Islam dan ajaran Alqur’an dan Sunnah bukan dari Imam Ali as., akan tetapi dari para sahabat lain. Ilmu Rasulullah saw. melalui selain Ali-lah dalam klaim Ibnu Taymiah yang telah menyinari seantero wilayah-wilayah Islam saat itu. Adapun ilmu Ali, ia hanya sekedar dongen dan nyanyian kebanggaan yang hanya dilagukan kaum Syi’ah saja!! Maka dengan demikian pastilah dalam penilaian Ibnu taymiah hadis Nabi saw. yang menerangkan bahwa Ali adalah pintu kota ilmu kenabian dan kerasulan adalah sebuah kepalsuan belaka… ia adalah produk kaum zindiq jahil!! Dan hanya membuka jalan bagi pencacatan atas kevalidan ajaran Islam!!
Ikhtisar kata, kaum Muslimin di berbagai penjuru kota besar Islam tidak pernah mendapat manfat dari ilmu Ali. Hanya penduduk Kufah saja yang menjadi tempat pelimpahan ilmu Ali… itupun tidak terlalu berguna sebab kenyataannya mereka telah rampung mengetahi Alqur’an dan Sunnah Nabi saw, jauh sebelum kedatangan Ali ke sana dan menjadikannay ibu kota pemerintahannya. Bahkan dua paka hukum Islam kota Kufah dan pembesar tabi’in, mereka belajar fikih dan agama bukan dari Ali, tetapi dari selain Ali yaitu Mu’adz!!
Demikianlah Ibnu Taymiah merampungkan argumentasinya!! (jika apa yang ia sebutkan itu dapat disebut sebagai argument).
Nah, sekarang mari kita perhatikan apa yang dikatakan Ibnu taymiah di atas dengan memperhatikan bukti-bukti dan data-dat sejarah akurat sebagaiaman diabadikan para ulama.
Kota-kota besar Islam di masa itu, seperti yang juga ia sebutkan adalah:
Al Madinah al Munawwarah… Makkah al Mukarramah… Syâm… Bashrah… Kufah dan Yaman.
§ Al Madinah al Munawwarah:
Adapun Madinah, Imam Ali telah tinggal di sana hampir seluruh usia beliau. Dan seperti telah disebutkan sebelumnya, Ali as. adalah guru dan tempat rujukan para pembesar sahabat… apalgi tabi’în!
Adapun ucapan Ibnu Taymiah bahwa “para fukaha’ kota Madinah, mereka belajar agama di masa Khilafah Umar(!)” perlu dikomfirmasi maksudnya. Apakah mereka itu belajar kepada Khalifah Umar? Atau dari orang lain?
Ibnu Taymiah sangat licin dalam redaksi yang ia pilih. Ia mengatakan bahwa para fukaha’ kota Madinah, mereka belajar agama di masa Khilafah Umar . Ya, belajar agama di masa Khalifah Umar! Ia tidak berani menegaskan bahwa para fukaha itu belajar dari Umar! Sebab Ibnu Taymiah menyadari bahwa ia akan kerepotan untuk membuktikannya, karena Umar sendiri selalu berujuk kepada Imam Ali dalam memecahkan masalah-masalah rumit yang ia hadapi. Dan tidak jarang dilaporkan bahwa Umar salah dalam memaham atau memutuskan sebuah keputusan hokum. Beratapa sering beliau ra. mengakui ketidak-mampuannya. Umar berkata, ‘Semua orang lebih pandai dari Umar, sampai-sampai wanita-wanita di rumahpun lebih mengerti disbanding Umar.’ dll.
Jadi kalau benarucapan Ibnu Taymiah bahwa para fukaha’ kota Madinah, mereka belajar agama di masa Khilafah Umar pastilah mereka itu melajar dari Imam Ali as.! Jika para pembesar beraujuk dan belajar dari Ali as., apalagi para tabi’in. Itu sudah pasti!!
§ Makkah al Mukarramah
Sedangkan kota Makkah, adalah kota kelahiran Imam Ali as. dan beliau tinggal di sana hingga Nabi saw. berhijrah. Dan setelah hijrah beliau sering datang ke kota makkah, lalu bagaimana dapat dikatakan bahwa ilmu beliau tidak sampai ke kota makkah?!
Selain itu, murid kesayangan beliau; Ibnu Abbas ra. ia tinggal di kota Mekkah dalam waktu yang cukup lama, beliau mengajarkan Alqur’an dan tafsir serta sunnah Nabi saw.. Ketika menyebutkan biografi Ibnu Abbas ra., adz Dzahabi berkata, “A’,asy dari Abu Wâil berkata, Ali menugaskan Ibnu Abbas utnuk mengurus pelaksanaan ibadah haji, ia berpidato andai sat itu di dengar oleh orang-orang Turki dan Ramawi pasti mereka memeluk Islam. Kemudian Ibnu Abbas membacakan surah an Nûr dan menafsirkannya.”[2]
Ibnu Sa’d meriwayatkan bahwa pada suatu hari Aisyah memandang Ibnu Abbas ketika itu ia bersama sekelompok orang di malam-malam musim haji dan mereka bertanya kepadanya, kemudian Aisyah berkata, “Dia adalah paling pandainya orang yang tersisa (masih hidup) tentang manasik haji.”[3]
Ibnu Abdil Barr meriwayatkan dari Abdulah ibn Shafwân bahwa ketika ia melewati rumah Ibnu Abbas ra. ia menyaksikan sekelompok orang sedang belajar agama darinya, maka ia(Abdulah ibn Shafwân) menggubah bait-bait syair memojokkan Ibnu Zubair karena telah kehilangan kejayaan dengan simpatik yang diberika kaum Muslimin kepada Ibnu Abbas…. [4]
Jadi telah tetaplah bahwa Ibnu Abbas ra. (murid Imam Ali as.) sebagai penyebar ilmu Islam; Alqur’an dan Sunnah di tangah-tangah penduduk kota suci Mekkah, sampai-sampai Ibnu Taymiah sendiri mengakui bahwa paling andainya orang tentang tafsir adalah penduduk kota Mekkah, sebab mereka belajar dari Ibnu Abbas ra., ia berkata, “Orang yang paling pandai tentang tafsir dalah penduduk Mekkah, sebab mereka adalah murid-murid Ibnu abbas ra., seperti Mujahid, ‘Athâ’ ibn Abi Rabâh, Ikrimah-budak Ibnu Abbas-, Sa’id ibn Jubair, Thawûs dan selain mereka.”[5]
§ Syâm
Adapun kota Syâm, maka yang paling pandai di antara penduduknya adalah Abu Dardâ’. Ia telah belajar dan menimba ilmu dari Ibnu Mas’ud dan Ibnu Mas’ud adalah seorang murid Imam Ali as. Adz Dzahabi berkata, “Abu dardâ’ adalah orang alimnya kota Syâm dan pengajar Alqur’an ibu kota Damaskus, ia adalah ahli fikih dan qaghinya mereka.”[6]
Al Muwaffaq ibn Ahmad meriwayatkan dari Abu dardâ’ sebagai mengatakan, “Para ulama itu ada tiga, seorang di kota Syâm, (maksudnya adalah dirinya sendiri), seorang di kota Kufah (Ibnu Mas’ud maksudnya), dan seorang lagi di kota Madinah (Imam Ali as. maksudnya). Yang di Syâm bertanya kepada yang di Kufah dan yang di Kufah bertanya kepada yang di Madinah, dan yang di Madinah tidak bertanya kepada siapa-siapa.”[7]
Muhibbuddin ath Thabari meriwayatkan dari Abu az Za’râ’ dari Abdullah, ia berkata, “Ulama dunia ada tiga, seorang di Syâm, seorang di Hijaz, dan seorang lagi di Irak. Adapun alimnya penduduk Syâm adalah Abu Dardâ’, orang alimnya penduduk Hijâz adalah Ali ibn Abi Thalib, sedangkan alimnya penduduk Irak adalah saudara kalian (Ibnu Mas’ud). Dan alimnya penduduk Syamdan orang alimnya penduduk Irak keduanya mebutuhkan kepada alimnya penduduk Hijâz, sementara alimnay penduduk Hijâz tidak butuh kepada kedunanya.”[8]
Selain itu, para ulama meriwayatkan bahwa Mu’awiyah –kendati ia adalah musuh utama Imam Ali as. yang mengobarkan api pemberontakan atas beliau as.- telah berujuk dan bertanya kepada Imam Ali as. dalam banyak kasus.
§ Bashrah
Kota Bashrah bukanlah kota asing bagi Imam Ali as., berkali-kali beliau mengunjunginya dan berpidato di sana. Nasehat-nasehat dan wejangan-wejangan beliau kepada penduduk kota tersebut tidak samar bagi para ulama. Anda dapat merujuknya dalam buku-buku sejarah seperti Tarikh Thabari dan lainnya.
Sebagiama juga, tidak samar bagi parta sejarawan Islam bahwa Ibnu Abbas ra. pernah ditunjuk Ali as. sebagai Gubernur wilayah Bashrah, dan para penduduknya banyak berkesempatan menimba ilmu agama darinya.
Maka dengan demikian tidak diragukan lagi bahwa ilmu Imam Ali as. telah sampai dan tersebar di kota Bashrah, melalui Ibnu Abbas juga sebagai murid kesayangan Imam Ali as.!
Al Madâini meriwayatkan dari Nu’aim ibn Hafsh, ia berkata, “Abu Bakrah berkata, ‘Ibnu Abbas datang ke kota kami bashrah, dan tiada di kalangan bangsa Arab yang menyamainya baik, fisik, ilmu, kemampuan menerangkan, ketampanan dan kesempurnaan.”[9]
Ibnu Sa’ad meriwayatkan dengan sanad bersambung kepada Sulaiman dari ayahnya, Hasan, ia berkata, “Orang yang pertama dikenal di kota bashrah adalah Abdullah ibn Abbas… ia seorang yang supel dan banyak ilmunya… Ia membacakan surah Al Baqarah lalu menafsirkannya ayat demi ayat.”[10]
Ibnu Hajar berkata, “Zubair meriwayatkan dengan sanadnya bahwa Ibnu Abbas selalu meberi makan malam di bulan Ramadhan, ia adalah Amir kota Bashrah. Tidak berlalu bulan itu melainkan ia telah tuntas mengajarkan fikih/agama kepeda mereka.”[11]
Dari jelaslah bahwa ilmu Imam Ali as. telah tesebar luas di berbagai kota besar Islam, madinah, Mekkah, Syâm, Bashrah dan lainnya, walaupun tidak berarti mereka yang menimba ilmu dari belioau adalah para pengikut setia beliau dan yang mengaku kewalian dn imamah beliau as.
§ Kufah
Adapun kota Kufah, yang kata Ibnu Taymiah bahwa ilmu Imam Ali kebanyakan hanya ada di Kufah, maka perlu Anda ketahui bahwa ilmu Imam ali as. adalah ilmu Rasulullah saw…. Andai seluruh ulama menimbanya dari lautan ilmu beliau pastilah cukup untuk mereka. Lalu bagaimana dikatakan bahwa kebanyakan ilmu beliau as. adalah di Kufah?! Mungkinkah mereka mampu menampung lautan kebanyakan ilmu Imam Ali as.?
Beliaulah yang bersabda, “Tanyakan kepadaku sebelum kalian kehilangan aku, sesungguhnya di antara rongga dadaku terdapat banyak ilmu… “seperti akan disebutkan pada artikel lain nanti, insyaallah.
Jika yang Ibnu Taymiah maksudkan bahwa yang tampak dari ilmu Imam Ali as. adalah di Kufah, maka sebenarnya ia salah, sebab kebanyakan ilmu beliau as. tampak di kota suci Madinah, bukan di Kufah! Rujuknya para sahabat besar, tidak terkecuali tiga Khalifah sebelum beliau as. dalam berbagai masalh rumit adalah berita masyhur, dan itu semua terjadi di kota Madinah. Di kota Kufah beliau tidak banyak memiliki kesempatan untuk memberikan bimbingan sebab beliau as. disibukkan dengan pemberontakan demi pemberontakan yang dipimpin sebagian sahabat!
Sedangkan kata-kata Ibnu Taymiah bahwa “namun kendati demikian penduduk Kufah mereka telah mengetahui Alqur’an dan Sunnah sebelum Utsman memerintah, apalagi Ali” sepertinya ia ingin mengatakan bahwa mereka telah belajar agama di masa kekhalifahan Umar, tetapi anggapan ini salah sebab:
Pertama, kota Kufah baru diramaikan kaum Msulimin pada tahun tujuh belas hijrah, sementara Umar wafat tahun dua puluh tiga hijrah, lalu bagaimana kita dapat menerima anggapan bahwa mereka mmapu mempelajari Alqur’an dan sunnah dalam kurn waktu sesingkat itu taitu enam tahun, padahal Umar sendiri baru untuk mampu mempelajari surah al Baqarahbutuh waktu selama dua belas tahun! seperti diriwayatkan para ulama, di antaranya as Suyuthi dalam ad Durr al Mantsûr-nya.[12] Kedua, mereka yang datang ke kota Kufah sebagai utusan Khalifah Umar adalah Ammar ibn Yasir dibarengi Abdullah ibn Mas’ud. Jika yang dimaksud Ibnu Taymiah bahwa penduduk Kufah itu belajar dari kedua sahabat ini, maka tentunya hal itu merugikan stitmen Ibnu Taymiah sendiri! sebab keduanya adalah murid Imam Ali as. Maka dari tetaplah bahwa penduduk Kufah mengambil ilmu Ali as.Banyak bukti dan data yang mengatakan bahwa penduduk kota Kufah belajar dari Ammar dan Ibnu Mas’ud. Ibnu Sa’ad melaporkan bahwa pada awalnya Ibnu Mas’ud berhijrah ke kota Himsh kemudian dipindahkan Umar ke Kufah. Umar menulis sepucut surat kepada mereka, “Sesungguhnya-demi Allah yang tiada Tuhan selain-Nya- aku lebih mementingkan kalian dengan mengutusnya kepada kalian, maka ambillah ilmu darinya!”[13]
Dalam riwayat lain dilaporkan, “Harits ibn Madhrab berkata, ‘Surat Umar ibn al Khaththab dibacakan di hadapan kami: Amma ba’du, aku telah mengutus kepada kalian Ammar ibn Yasir sebagai amir, dan Ibnu mas’ud sebagai pengajar dan pejabat pembatu… .”[14]
Ibnu Hajar melaporkan, “Dan Umar memberangkatkan Ibnu Mas’ud ke kota Kufah untuk mengajarkan kepada mereka urusan agama mereka, dan mengutus Ammar sebagai amir. Umar berkata, “mereka berdua adalah orang-orang pilihan dari sahabat (Nabi) Muhammad saw., maka berteladanlah dengan keduanya!”[15]
Dari semua ini jelaslah bahwa mereka belajar ilmu Imam Ali as. dari para murid dekat beliau, dan terbuktilah bahwa ilmu beliau telah menyebar di kota Kufah.
________________________
[1] Minhaj as Sunnah,4/139.
[2] Tadzkirah al Huffâdz,1/38.
[3] Ath Thabaqât,2/369.
[4] Anda saya persilahkan merujuk al Istî’âb, 3/937, dan akibat dari bait-bait syair itu Ibnu Zubair marah dan menampakkan kedengkiannya kepada Ibnu Abbas ra. serta berusaha melarangnya mengajar!!
[5] Al Itqân fi ‘Ulûmil Qur’an,2/190.
[6] Tadzkirah al Huffâdz,1/24.
[7] Manâqib Amirul Mukminin:55.
[8] Ar Riyâdh an Nadhirah,2/199.
[9] Tadzkirah al Huffâf,1/38 dan al Ishâbah,2/322.
[10] Ath Thabaq6at,2/367.
[11] Al Ishâbah,2/325.
[12] ad Durr al Mantsûr,1/21.
[13] Ath Thabaqât,3/175.
[14] Ath Thabaqât,3/255 dan riwayat serupa dapat dijumpai dalam al Istî’âb,3/992 dan140, Usdu al Ghabah,3/258, Tadzkirah al Huffâdz,1/14.
[15] Al Ishâbah,2/316 dan 506.
Astagfirullah Al Adzhim. Tahanlah ucapan kalian. Mereka berdua (Imam Ali ra & Ibnu Taymiah) adalah orang-orang mulia yg Rasulullah ridha kepada keduanya dan keduanyapun ridha terhadap Rasul. Rasul mencintai mereka dan merekapun mencintai Rasul. Mereka (bersama Muawiyah) tengah menikmati kelezatan alam barzah. Janganlah dicela oleh orang2 dengan ilmu dan iman yg tdk dapat menyaingi mereka. Bahkan tidak diketahui akhir umurnya baik atau buruk.
Bukan pada tempatnya kalian menbicarakan hal-hal yg telah banyak diselewengkan kaum orientalis. Carilah literatur yg benar2 original, maka akan kalian dapati kisah-kisah mulia tentang Islam yg bukan melulu diwarnai dengan darah dan amarah.
***************************
-Jawaban Kami-
Salam, Dian.
Saya harap Anda tidak bersyair. Blog ini tidak ada tempat untuk perasaan dan emosianal subyektif. Apa yang ditulis di sini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, jadi kalau mau bantah ya bantah secara ilmiah. Anda saya persilahkan mengkomfirmasi semua kutipan yang saya sebutkan.
Saya sangat maklum apabila Anda kaget banget mendapati kenyataan Ibnu Taymiah ternyata tidak seperti yang Anda kenal selama ini. Saya harap Anda berkenan meminta kepada Syeikh-syeikh Wahabi yang ada di Indonesia untuk menerjemahkan buku-buku Ibnu Taymiah, khususnya Minhaj as Sunnah, agar kaum Muslimin Indonesia dapat mengenal siapa sejatinya Ibnu Taymiah.
Anda boleh-boleh aja berkhayal bahwa Ibnu Taymiah dan Imam Ali (Astaghfirullah, saya terpaksa menggandengkan nama mulia sahabat termulia Nabi dengan anak Taymiah) saling mencintai, tapi tetap aja kenytannya seperti yang disaksikan para ulama dan dapat disaksikan siapa saja yang mau rajin menelah “Minjah as Sunah”, bahwa Ibnu Taymiah sangat tidak hormat kepada Imam Ali as. lagi pula dimana Anda dapat buktikan bahwa Imam Ali itu mencintai Ibnu Taymiah, memangnya mereka berdua hidup sezaman, sehingga Anda pastilah saling mencintai. Yang benar aja, kalau nulis. semua harus ada standar ilmiahnya.
Anda jangan mulai jadi tukang tebak dengan mengatakan bahwa Mu’awiyah (pimpinan al fiatul baghial-pemberontak, yang menganjurkan kepada api neraka-seperti dalam riwayat Bukhari yang juga diakui Ibnu Taymiah) sekarang sedang menikmati kelezatan alam barzakh. Akal orang waras mana yang dapat menerima anggapan bahwa penganjur kepada api neraka yang karena anjurannya beribu-ribu orang masuk nereka, justru ia mendapat pahala dan kenikmatan barzakh? Yang benar aja.
Islam tidak membolehkan kita mencela-cela orang-orang saleh, tetapi tidak berarti membicarakan sejarah dan sepak terjang sebagian sahabat atau tabi’in atau siapapun itu yang sikapnya menyimpang dari Islam termasuk kategori mencaci dan mencela!!
Jangan khawatir, kaum orientalis akan mendapat bahan dari apa yang saya tulis, kerena mereka sudah banyak tau tentang borok-borok sebagian kaum Muslimin yang mengatas-namakan Islam. Mereka bisa aja mengkritik sebagian muslimin tetapi tidak akan mampu mengkritik Islam!!
Sekali saya harap kepada kyai-kyai Wahabi di negeri ini untuk dengan jujur membongkar pandangan-pandangan Ibnu Taymiah dengan menerjemahkan secara jujur tulisan-tulisannya.
Wassalam.
salamualeykum
salam kenal
*********************
-Jawaban Kami-
Salam kenal juga, ahlan wa sahlan di blog kami, blog pencerahan insyaAllah.
assalamualaikum,
allahummashali ala muhammad wa ala ali muhammad,
puji syukur, semakin banyak barisan pencinta rasulullah, mari kita bersihkan rasullullah dan keluarganya dari fitnah kejam wahabi.
********************
-Jawaban kami-
salam.
Syukran atas komentarnya. Kekejaman Wahabi memang sangat keji, jadi jangan sampai kita terlena dengan slogan-slogan palsu mereka. Di negri kita mereka mulai nggeremet dan menyebar bak Virus Flu Burung atau Virus HIV. Ciri utama mereka adalah Gila Ibnu Taymiah, GEMAR MENGKAFIRKAN SESAMA MUSLIM DARI MAZHAB-MAZHAB LAIN; SUNNI maupun SYI’AH!
Assalamualaikum Akhi.
Teruskan perjuangan antum dalam mencerahkan kesalapaham umat selama ini terhadap nama Ibnu Taimiyah.
Selama ini nama tersebut sungguh menjadi panutan dan popular ternyata sangat menghina ahlu bait Nabi SAW.
silahakan kaji dan terjemahkan ketimpangan tulisan Ibnu Taimiyah sebelum dia bertobat di akhir hidupnya, agar anak murid didik kyai wahabi paham.
Tentu akan lebih baik pula kalo para kyai wahabi itu mau memberikan pemikiran yg seimbang tentang Ibnu Taimiyah. Tapi itu kayak mimpi di siang bolong
salam kenal
abah
*************************
-Jawaban kami-
Salam, terima kasih atas dukungannya, semoga taufiq Allah selalu mengertai kita semua.
Memang blog ini dibangun untuk tujuan itu. tolong informasikan amalat ini ke ash-hab antum ya!
salamullah alaika
sukses sukses
salamullah alaik
kebenaran mang arus diungkap tapi jangan sampai menimbulkan perpecahan seperti mreka.
************************
-Jawaban Kami-
Benar. Setuju!
غفياحبتراثقركنتقبرخحضقرخهاربفخححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححح
ممممممممممصثضبثهخاضقهخ
ثعبخقغهلارؤوزنتقققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققق
صحعثقخقهعععععععععععععععععععععععععععععععععععععععععععع
MAAF KOMENTAR ANDA TIDAK TERBACA.
قققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققث
ثثثقققققققققققققققققققققققققققققققققققققق
عقهاخثاقخاقثخعالاى
Saya cuma ingin berkomentar :
Setahu saya berdasarkan catatan sejarah pada umumnya,
Abu Hanifah An-Nu’man ibn Thabit (mazhab Hanafi), Lahir di Kufah (Iraq) sekitar tahun 689 atau 699 dan meninggal di Baghdad (Iraq) tahun 767. Semasa dinasti Umayyah.
Malik ibn Anas (mazhab Maliki), Lahir di Jarf-Zee Marwah (???) tahun 714 dan menginggal di Medinah (Saudi Arabia) tahun 796. Semasa dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah.
Ahmad b. Hanbal (mazhab Hanbali), Lahir di Marv (Turkmenistan) tahun 781 dan meninggal di Baghdad (Iraq) tahun 855. Semasa dinasti Abbasiyah.
Ibn Taymiyyah yang ajarannya berdasarkan maszhab Hanbali lahir dan hidup jauh sesudah Ahmad b. Hanbal meninggal dunia.
Bagaimana bisa orang-2 ini dalam hal memahami/mengerti maksud al Qur’an sampai mengalahkah sang “Pintu Kota Ilmu” yang diajar & dibimbing langsung oleh sang “Kota Ilmu” ???
Assalamu’alaikum.
Alhamdulillah akhirnya nemu lagi blog yg mencerahkan ini…Bpk Moderator tambah lagi ya pak artikel2nya biar nambah kebuka bobrok2nya faham WAHABI…..dan semoga Bapak selalu di lindungi dan di berikan kesehatan oleh Allah SWT untuk meluruskan Islam …amin3x
************************
-Jawaban Kami-
Salam pak Herman.
Amin. Jangan lupa doanya untuk kami semua agar diberi taufiq untuk berbuat demi agama-Nya. Amin.
Salam kenal…..
astaghfirullah…baru tau ane ada manusia yang dianggap ulama , eh malah buta hati…………….
ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD !!
ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD !!
ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD !!
sebenarnya pena kita terlalu mubadzir demi untuk membeberkan pribadi konyol semacam ibnu taimiyah itu,akan tetapi demi membuka mata seluruh manusia dari kabut “wahabbi” yang sangat pekat,maka tidak ada salahnya kita perlihatkan pada dunia siapa ibnu taimiyah sebenarnya.