Abu Hanifah, Malik dan Ahmad Lebih Mengerti Maksud Alqur’an dari Imam Ali as.!!!

| |


Abu Hanifah, Malik dan Ahmad Lebih Mengerti Maksud Alqur’an dari Imam Ali as.!!!

Tidak hanya itu, dalam kemampuan memehami pesan suci ilahi dalam ayat-ayat Alqur’an, Ali as. tidak becus, ia sering kali salah memahami pesar Tuhan, justru dalam masalah yang sanagt serius terkait dengan nyawa ribuan, bahkan mungkin tarusan ribu umat Islam. Dan karena kesalahan itu, puluhan ribu nyawa kamu Muslim melayang, dan akhirnya puluihan ribu janda hidup sengsara tanpa suami, ratusan ribu anak yatim hidup tanpa naungan kasih saying dan ayoman para ayah. Semua itu gara-gara kedangkalan pemahaman Ali dalam menagkap pesan ilahi. Innâ lillâhi wa innâ ilaihi râji’ûn.Apa yang saya katakana di atas dapat Anda temukan dengan sedikit perenungkan kalmat-kalimat Ibnu Taymiah di bawah ini, dan saya harap Anda sedikit bersabar mengikutinya:

Ibnu Taymiah berkata:

فَإِنْ قال الذابُّ عن علِيٍّ: هؤلآء الذين قاتلهُم عليٌّ كانوا بُغاةً ، فقد ثبتَ في الصحيح أنَّ النبي (ص) قال لعَمار بن ياسر (رض): تقتلكَ الفِئَةُ الباغِيَةُ، و هم قَتَلُوا عمارًا.

فَهَهُنا للناس أقوالٌ، منهم: مَن قَدَح في صحَّةِ حديثِ عمار.

منهم مَنْ تَأَوَّلَهُ على أن الباغي: الطالبُ. و هو تأويلٌ ضعيفٌ.

وَ أمَّا السَّلفُ و الأئِمَّةُ فيقولُ أكثَرُهُم، :أبي حنيفة و ملكِ و أحمد و غيرِهم: لم يُوجد شرطُ قتالِ الطائفة الباغية، لإإن الله لم يأْمُر بقتالها إبْتِداءً، بل أمر إذا اقتتلَتْ طائفتانِ أنْ يُصْلِحَ بينهُما، ثم إن بغَتْ إحداهُما

على الأخرى قُوتِلَتْ التي تبغِيْ. و هؤلاء قُوتِلُوا إبْتِداءً قبلَ أنْ يبدَأُوا بقتالٍ، و لهذا كان هذا القتالُ عند أحمد و غيره –كمالكٍ- قتالَ فِتْنَةٍ، و أبو حنيفة يقول: لا يَجوزُ قتالُ البغاةِ حتى يَبْدَؤُوا بقتال الإمام. و هؤلاء لم يََبْدَؤُوهُ. و أما قتالُ الخوارج فهو ثابتٌ بالن و الإجماع.

Jika pembela Ali berkata, ‘Mereka yang diperangi Ali itu adalah kaum Bughât (pemberontak), dan telah tetap dalam hadis sahih bahwa Nabi saw. bersabda kepada Ammâr ibn Yasir ra. bahwa ‘engkau akan dibunuh oleh kaum Bhâghiyah’, dan mereka itulah yang membunuh Ammâr.

Maka di sini ada banyak pendapat di kalaagan manusia (ulama):

Diantara mereka ada yang mencacat kesahihan hadis tentang Ammâr itu.

Ada yang mentakwilkannya bahwa maksud Bhghi adalah penuntut. Dan takwilan itu lemah.

Adapun kaum Salaf dan para imam kebanyakan mereka, seperti Abu Hanifah, Malik, Ahmad dan lainnya berkata, ‘syarat dibolehkannya memerengi kaum Bhâghiyah belum terpenuhi, sesungguhnya Allah tidak memerintahkan mendahului memerenagi mereka, akan tetapi memerintahkan agar jika ada dua kelompok saling berperang agar (penguasa) medamaikan mereka, kemudian jika ada satu yang menentang dan berbuat jahat kepada lainnya maka hendaknya mereka diperangi. Tetapi mereka itu langsung diperangi (oleh Ali), sebelum mereka memulai berperang. Oleh karena itu, peprangan itu dalam pendapat Ahmad dan lainnya –seperti malik- adalah perang fitnah. Abu Hanifah berkata, ‘Tidak boleh memerangi kaum Bhâghiyah sehingga mereka memulai memerangi imam (pemimpin)’, sementara, mereka (yang diperangi Ali) tidak mendahului memeranginya (Ali). Adapun peperangan malawan kaum Khawarij titu telah tetap bersandarkan nash dan ijma’.[1]

Dalam kesempatan lain Ibnu Taymiah kembali mengatakan:

وَ أهلُ صفين لَمْ يبدَأُوا عليا بالقتال، و أبو حنيفة و غيره لا يُجوَِّزُون قتال البغاة إلاَّ أَنْ يبدأوا الإمام بالقتالِ.

“Dan pasukan Shiffîn (pimpinan Mu’awiyah_pen) tidak mendahului memerangi Ali. Abu Hanifah dan para imam lain tidak membolehkan memerangin kaum Bughât kecuali jika mereka mendahului memerangi Imam.”[2]

Coba Anda perhatikan keterangan Ibnu Taymiah di atas, apa yang dapat Anda simpulkan darinya?

Ayat suci Alqur’an tidak membolehkan memerangi kaum Bhâghiyah sebelum mereka mendahuli memerangi. Sementara mereka yang diperangi Imam Ali dalam pertempuran Jamal (pemberontakan yang dipimpin oleh Aisyah, Thalhah dan Zubair) dan pertempuran Shiffîn (pemberontakan yang dipimpin oleh Mu’awiyah), mereka tidak mendahului memerangi Ali as., Ali-lah yang memulai memerangi mereka!! Jadi, di sini Ali berkalu zalim, sembrono terhadap nyawa-nyawa kaum Muslim, atau ia bodoh, tidak memahami maksud pesan Al qur’an tentang hukum memerangi kaum Bughât. Dan para imam besar Ahlusunah yang mengatakan pendapat mereka seperti di atas, lebih mengerti maksud pesan Alqur’an!!

Selain itu, Anak Taymiah ini mengatakan bahwa kaum Bughât tidak mendahului menyerang dan melakukan pemberontakan terhadap kekhalifahan Imam Ali as. itu adalah perkara yang pasti dalam sejarah.

Padahal sejarah mencacat bagaimana Kaum Nâkitsîn (Thalhah, Zubair dan Aisyah) bersama pasukannya menyerang kota Bashrah yang merupakan wilayah kekuasaan Imam Ali as. dan mereka membunuh banyak orang kemudian merampas harta kaum Mslimin yang tersimpan di Kas Negara, Baitulmal!

Demikian komentar Ibnu Taymiah tentang maksud ayat hukum kaum Bughât.

Adapun tentang hadis yang disabdakan Nabi untuk Ammâr ibn Yasir yang gugur saat membela Ali melawan pasukan Qâsithîn (pemberontak yang dipimpin oleh Mu’awiyah), ia menyebutkan dua sikap, pertama, mencacat kesahihannya, dan kedua, mentakwilkannya. Sikap kedua ia katakan lemah. Sementara itu ia mendiamkan sikap pertama yang mencacat kesahihannya, padahal selamanya ia selalu mengandalkan kitab-kitab hadsi Shahih dalam berbagai kajiannya. Dan iapun dalam kesempatan lain menegaskan bahwa hadis ini telah diriwayatkan dengan banyak sanad dan diriwayatkan para ulama besar dalam kitab-kitab Shahih mereka, tidak terkecuali Bukhari dan Muslim dalam dua kitab Shahih mereka, serta ia akui bahwa para ahli ilmu tentang hadis telah mensahihkannya…[3] Lalu mengapa ia mendadak terdiam tidak menyalahkan mereka yang berusaha meragukan kesahihan hadis tentang Ammâr di atas? Jangan-jangan ia sependapat dengannya dan meminjam mulut-mulut mereka untuk mengubur hadis tersebut? Atau mungkin sedang menikmati keberanian mereka yang mencacat kesahihannya?

Tentang pandangan konyol Ibnu taymiah tentang peperangan Imam Ali as. akan dibahas pada bagian lain nanti.

____________________________________

[1] “Minhajus-Sunnah”: 2/204. Pada beberapa tempat Ibnu Taymiah mengulang-ulang klaimnya bahwa peperangan Imam Ali as. dalam pertempuran Jamal dan Shiffîn bukanlah peperangan Ahlul Baghyi (kaum pembangkang), seperti yang dibenarkan dalam ayat Alqur’an, akan tetapi ia adalah qitâlu fitnatin, peperangan fitnah, Nabi saw. tidak pernah memerintahkan untuk itu.Ibnu Taymiah berkata:

َ أَمَا قتالُ الجمل و صفين فهو قتال فتنَةٍ ليسَ فيهِ أمرٌ مِنَ اللهِ و رسولِهِ ولا إجماع الصحابةِ.

Adapun peperangan Jamal dan Shiffîn ia adalah peperangan fitnah, tidak ada perintah dari Allah dan Rasul-Nya dan tidak ada pula ijma’ dari para sahabat.” (Minhaj as Sunnah,2/233)Bahkan kata Ibnu Taymiah:

َوْ تركَ القتالَ لَكانَ أفْضَلُ و أصْلَحَ و خَيْرًا

“Andai Ali meninggalkan peperangan pasti lebih afdhal, lebih maslahan dan lebih baik.” (Minhajus-Sunnah,2/204).

Ulasan tentang masalah ini akan saya bahas pada kesempatan lain, Insyaallah

.[2] Minhajus-Sunnah: 2/233.[3] Minhajus-sunnah: 2/211 dan 232

12 Responses to “Abu Hanifah, Malik dan Ahmad Lebih Mengerti Maksud Alqur’an dari Imam Ali as.!!!”

  1. Astagfirullah Al Adzhim. Tahanlah ucapan kalian. Mereka berdua (Imam Ali ra & Ibnu Taymiah) adalah orang-orang mulia yg Rasulullah ridha kepada keduanya dan keduanyapun ridha terhadap Rasul. Rasul mencintai mereka dan merekapun mencintai Rasul. Mereka (bersama Muawiyah) tengah menikmati kelezatan alam barzah. Janganlah dicela oleh orang2 dengan ilmu dan iman yg tdk dapat menyaingi mereka. Bahkan tidak diketahui akhir umurnya baik atau buruk.

    Bukan pada tempatnya kalian menbicarakan hal-hal yg telah banyak diselewengkan kaum orientalis. Carilah literatur yg benar2 original, maka akan kalian dapati kisah-kisah mulia tentang Islam yg bukan melulu diwarnai dengan darah dan amarah.

    ***************************
    -Jawaban Kami-

    Salam, Dian.

    Saya harap Anda tidak bersyair. Blog ini tidak ada tempat untuk perasaan dan emosianal subyektif. Apa yang ditulis di sini dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, jadi kalau mau bantah ya bantah secara ilmiah. Anda saya persilahkan mengkomfirmasi semua kutipan yang saya sebutkan.

    Saya sangat maklum apabila Anda kaget banget mendapati kenyataan Ibnu Taymiah ternyata tidak seperti yang Anda kenal selama ini. Saya harap Anda berkenan meminta kepada Syeikh-syeikh Wahabi yang ada di Indonesia untuk menerjemahkan buku-buku Ibnu Taymiah, khususnya Minhaj as Sunnah, agar kaum Muslimin Indonesia dapat mengenal siapa sejatinya Ibnu Taymiah.

    Anda boleh-boleh aja berkhayal bahwa Ibnu Taymiah dan Imam Ali (Astaghfirullah, saya terpaksa menggandengkan nama mulia sahabat termulia Nabi dengan anak Taymiah) saling mencintai, tapi tetap aja kenytannya seperti yang disaksikan para ulama dan dapat disaksikan siapa saja yang mau rajin menelah “Minjah as Sunah”, bahwa Ibnu Taymiah sangat tidak hormat kepada Imam Ali as. lagi pula dimana Anda dapat buktikan bahwa Imam Ali itu mencintai Ibnu Taymiah, memangnya mereka berdua hidup sezaman, sehingga Anda pastilah saling mencintai. Yang benar aja, kalau nulis. semua harus ada standar ilmiahnya.
    Anda jangan mulai jadi tukang tebak dengan mengatakan bahwa Mu’awiyah (pimpinan al fiatul baghial-pemberontak, yang menganjurkan kepada api neraka-seperti dalam riwayat Bukhari yang juga diakui Ibnu Taymiah) sekarang sedang menikmati kelezatan alam barzakh. Akal orang waras mana yang dapat menerima anggapan bahwa penganjur kepada api neraka yang karena anjurannya beribu-ribu orang masuk nereka, justru ia mendapat pahala dan kenikmatan barzakh? Yang benar aja.

    Islam tidak membolehkan kita mencela-cela orang-orang saleh, tetapi tidak berarti membicarakan sejarah dan sepak terjang sebagian sahabat atau tabi’in atau siapapun itu yang sikapnya menyimpang dari Islam termasuk kategori mencaci dan mencela!!

    Jangan khawatir, kaum orientalis akan mendapat bahan dari apa yang saya tulis, kerena mereka sudah banyak tau tentang borok-borok sebagian kaum Muslimin yang mengatas-namakan Islam. Mereka bisa aja mengkritik sebagian muslimin tetapi tidak akan mampu mengkritik Islam!!

    Sekali saya harap kepada kyai-kyai Wahabi di negeri ini untuk dengan jujur membongkar pandangan-pandangan Ibnu Taymiah dengan menerjemahkan secara jujur tulisan-tulisannya.

    Wassalam.

  2. salamualeykum

    salam kenal

    *********************
    -Jawaban Kami-

    Salam kenal juga, ahlan wa sahlan di blog kami, blog pencerahan insyaAllah.

  3. assalamualaikum,
    allahummashali ala muhammad wa ala ali muhammad,
    puji syukur, semakin banyak barisan pencinta rasulullah, mari kita bersihkan rasullullah dan keluarganya dari fitnah kejam wahabi.

    ********************
    -Jawaban kami-

    salam.
    Syukran atas komentarnya. Kekejaman Wahabi memang sangat keji, jadi jangan sampai kita terlena dengan slogan-slogan palsu mereka. Di negri kita mereka mulai nggeremet dan menyebar bak Virus Flu Burung atau Virus HIV. Ciri utama mereka adalah Gila Ibnu Taymiah, GEMAR MENGKAFIRKAN SESAMA MUSLIM DARI MAZHAB-MAZHAB LAIN; SUNNI maupun SYI’AH!

  4. Assalamualaikum Akhi.

    Teruskan perjuangan antum dalam mencerahkan kesalapaham umat selama ini terhadap nama Ibnu Taimiyah.
    Selama ini nama tersebut sungguh menjadi panutan dan popular ternyata sangat menghina ahlu bait Nabi SAW.

    silahakan kaji dan terjemahkan ketimpangan tulisan Ibnu Taimiyah sebelum dia bertobat di akhir hidupnya, agar anak murid didik kyai wahabi paham.

    Tentu akan lebih baik pula kalo para kyai wahabi itu mau memberikan pemikiran yg seimbang tentang Ibnu Taimiyah. Tapi itu kayak mimpi di siang bolong

    salam kenal
    abah

    *************************
    -Jawaban kami-

    Salam, terima kasih atas dukungannya, semoga taufiq Allah selalu mengertai kita semua.
    Memang blog ini dibangun untuk tujuan itu. tolong informasikan amalat ini ke ash-hab antum ya!

  5. salamullah alaika

    sukses sukses

  6. salamullah alaik

    kebenaran mang arus diungkap tapi jangan sampai menimbulkan perpecahan seperti mreka.

    ************************
    -Jawaban Kami-

    Benar. Setuju!

  7. غفياحبتراثقركنتقبرخحضقرخهاربفخححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححححح
    ممممممممممصثضبثهخاضقهخ
    ثعبخقغهلارؤوزنتقققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققق
    صحعثقخقهعععععععععععععععععععععععععععععععععععععععععععع

    MAAF KOMENTAR ANDA TIDAK TERBACA.

    قققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققققث

    ثثثقققققققققققققققققققققققققققققققققققققق
    عقهاخثاقخاقثخعالاى

  8. Saya cuma ingin berkomentar :

    Setahu saya berdasarkan catatan sejarah pada umumnya,

    Abu Hanifah An-Nu’man ibn Thabit (mazhab Hanafi), Lahir di Kufah (Iraq) sekitar tahun 689 atau 699 dan meninggal di Baghdad (Iraq) tahun 767. Semasa dinasti Umayyah.

    Malik ibn Anas (mazhab Maliki), Lahir di Jarf-Zee Marwah (???) tahun 714 dan menginggal di Medinah (Saudi Arabia) tahun 796. Semasa dinasti Umayyah dan dinasti Abbasiyah.

    Ahmad b. Hanbal (mazhab Hanbali), Lahir di Marv (Turkmenistan) tahun 781 dan meninggal di Baghdad (Iraq) tahun 855. Semasa dinasti Abbasiyah.

    Ibn Taymiyyah yang ajarannya berdasarkan maszhab Hanbali lahir dan hidup jauh sesudah Ahmad b. Hanbal meninggal dunia.

    Bagaimana bisa orang-2 ini dalam hal memahami/mengerti maksud al Qur’an sampai mengalahkah sang “Pintu Kota Ilmu” yang diajar & dibimbing langsung oleh sang “Kota Ilmu” ???

  9. Assalamu’alaikum.

    Alhamdulillah akhirnya nemu lagi blog yg mencerahkan ini…Bpk Moderator tambah lagi ya pak artikel2nya biar nambah kebuka bobrok2nya faham WAHABI…..dan semoga Bapak selalu di lindungi dan di berikan kesehatan oleh Allah SWT untuk meluruskan Islam …amin3x

    ************************
    -Jawaban Kami-

    Salam pak Herman.
    Amin. Jangan lupa doanya untuk kami semua agar diberi taufiq untuk berbuat demi agama-Nya. Amin.

  10. Salam kenal…..

  11. astaghfirullah…baru tau ane ada manusia yang dianggap ulama , eh malah buta hati…………….

  12. ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD !!

    ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD !!

    ALLAHUMMA SHALLI ALA MUHAMMAD WA AALI MUHAMMAD !!

    sebenarnya pena kita terlalu mubadzir demi untuk membeberkan pribadi konyol semacam ibnu taimiyah itu,akan tetapi demi membuka mata seluruh manusia dari kabut “wahabbi” yang sangat pekat,maka tidak ada salahnya kita perlihatkan pada dunia siapa ibnu taimiyah sebenarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.