Turunnya ayat 274 surah al Baqarah Untuk Imam Ali as. adalah Bohong!

| |


Satu lagi aksi unjuk kedengkian yang dipamerkan Ibnu Taymiah terhadap orang-orang suci. Kali ini sasarannya serangan penolakannya diarahkan kepada ayat Alqu’an yang mengabadikan kedermawanan Imam Ali as.

Ikuti ulasan di bawah ini.

Allah SWT berfirman:

الذينَ يُنْفِقُونَ أموالَهُمْ بالليلِ و النهارِ سِرًّا و علانِيَة فَلَهُم أجْرُهُمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ ولا خَوْفٌ عليهم ولا هُمْ يَحْزِنُونَ

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, Maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (QS. 2 [al Baqarah];274)

Para ulama dan mufassirin meriwayatkan dari sahabat Ibnu Abbas ra. bahwa ayat ini turun berkaitan dengan Imam Ali as. ketika beliau mensedkahkan empat dirham di jalan Allah SWT. satu dirham dalam keadaan rahasia dan satu dirham dalam keadaan terang-terangan, satu dirham lagi di siang hari dan yang keempat di malam hari. Setelahnya Allah SWT menurunkan ayat tersebut di atas.

Ayat di atas dengan tafsiran sebab nuzûlnya dari Ibnu Abbas ra. telah diangkat oleh Allamah al Hilli sebagai bukti imamah Ali as. karena beliau- melalui ayat ini dapat dibuktikan sebagai- yang paling afdhal/termulia, kerenanya berhak menjabat sebagai Imam.

Turunnya ayat di atas untuk Imam Ali as. telah diriwayatkan banyak ulama besar Ahlusunnah, tidak terkecuali mereka yang sering dibanggakan Ibnu Taymiah, diantaranya: Abdur Razzaq, Abdu ibn Humaid, Ibnu Jarir ath Thabari, Ibnu al Mundzir, Ibnu Abi Hatim, ath Thabarani, Ibnu Asakir, Al Wahidi, Abu Nu’aim al- Isfahani, Fakhruddin ar Razi, az Zamakhsyari, Muhibbuddin ath Thabari, Ibnu al Atsîr, Jalaluddfin as Suyuthi, Ibnu Hajar al Haitami al Makki dll.

Inilah beberapa nama ulama besar dan kenamaan Ahlusunnah yang meriwayatkan atau menyebutkan hadis di atas dalam buku-buku berharga mereka, dan selain mereka masih banyak lainnya seperti al Hiskani, Ibnu al Maghazili asy Syafi’i, Ibnu al Jawzi dll. [1]

Sanad-sanad jalur periwayatnya pun jelas dan telah mereka sebutkan dengan lengkap. Jadi bagi yang berminat meneliti dapat merujuknya langsung.

Setelah ini semua, coba kira-kira yang akan dikatakan Ibnu Taymiah yang gemar menolak keutamaan Imam Ali as. itu. Perhatikan keterangannya di bawah ini:

أنَّ هذا كِذْبٌ ليسَ بثابِتٍ….

لَكنْ هذه التفاسِيْر الباطِلَة يقُولُ مِثْلَها كثيرٌ مِنَ الجهالِ

فَتَبَيَّنَ أَنَّ الذي كذبَ هذا كان جاهِلاً بِدلالَةِ القُرْآنِ، و الجهْلُ في الرافِضَةِ ليسَ بِمُنْكَرٍ.

Ini adalah bohong, tidak tetap (palsu)…

Akan tetapi tafsir-tafsir batil ini, banyak orang-orang bodoh telah mengatakan (berpendapat) sepertinya…

Maka jelaslah bahwa yang berbohong dengan keboohongan ini adalah orang yang bodoh akan petunjuk Al Qur’an, dan kebodohan di kalangan orang-orang Rafidhah bukan hal aneh![2]

Inilah yang dikatakan Ibnu Taymiah, padahal seperti telah diketahui bahwa ia mensifati Ibnu Jarir ath Thabari, Ibnu al Mundzir, Ibnu Abi Hatim dengan sifat pujian sebagai ulama yang wara’ (hati-hati dalam agama), berlimu luas dan terpercaya. Dan mereka itu ternyata yang juga meriwayatkan hadis di atas!

Lalu apakah para penyanjung Ibnu Taymiah rela mengatakan bahwa para perawi hadis di atas, seperti Abdur Razzaq- guru besarnya Imam Bukhari-, Abdu ibn Humaid,-salah seorang penulis kitab Musnad yang terkenal-, Ibnu al Mundzir, Ibnu Abi Hatimdan ulama besar lainnya dikecam sebagai kadzabah (para pembohong) Juhhâl (orang-orang bodoh) dan yang aneh mereka dicap sebagai Rafidhah?!

Apakah setiap kali datang kebenaran yang tidak disukai hawa nafsunya, Ibnu Taymiah langsung mengecamnya dengan mengatakan, itu bohong! Para periwayatnya adalah orang-orang bodoh, pembohong dan Syi’ah Rafidhah dan celotehan bernada kecaman tanpa tanggung jawab lainnya?

Subhanallah! Apakah demikian kerakter seorang pewais para nabi? Apakah demikian pertangung jawaban seorang ulama di hadapan para pembaca karya-karyanya?

Sampai kapankah kita dapat mentolerir keganasan vonis-vonis zalim Ibnu Taymiah dalam menolak berbagai keutamaan Imam Ali as.?!

Apakah ada yang menganggap semua ini sekedar fitnah karena kebencian kepada “Syiekhul Islam”?!

CATATAN KAKI

[1] Tafsir ad Durr al Mantsur,4/25, ar Riyâdh an Nadhirah,2/206, ash Shawâiq al Muhriqah:78, tafsir ar Râzi, tafsir az Zamakhsyari, tafsir Zâd al Masîr, tadzkirah al Khawâsh, al Manâqib dan Syawahid at Tanzîl.

[2] Minhâj as Sunnah,4/62-63.

32 Responses to “Turunnya ayat 274 surah al Baqarah Untuk Imam Ali as. adalah Bohong!”

  1. Salam ‘alaikum.
    Saya pernah baca di sebuah lembaran buletin Jumat bhw ayat 274 Al-Baqarah memuji 2 orang yg melakukan perbuatan yg dimaksud ayat tsb, yaitu Abu Bakar dan juga Imam Ali a.s.
    Bagaimanakah analisis (sanad, rawi, & matan) yg Bapak lakukan thd riwayat yg menyebutkan ayat tadi memuji Abu Bakar yg telah melakukan amal yg dimaksud dlm ayat tsb?
    Saya haturkan permohonan info perihal tsb. Syukron wa ‘afwan. Salam ‘alaikum.

    ************************
    -Jawaban Kami-

    Salam Pak Badari.
    Apa yang anda maksud riwayat yang mengatakan bahwa Abu Bakar bersedekah dengan 40 ribu dirham, 10 di siang hari, 10 di malam HARI, 10 sirran/rahasia dan 10 terang-terangan?

    kalau itu yang dimaksud, kami akan bahas nanti.
    terima kasih.

  2. Ya, Pak, benar, riwayat itu yg saya maksud. Ditunggu hasil analisisnya.

    Utk khoth huruf Hijaiyyah, saya saran agar dipakai font “traditional arabic” (freeware font) yg saya nilai sedikit lebih bagus tampilannya dibanding font yg Bapak pakai di blog ini.

    Juga penting utk memperhalus pilihan kata/kalimat penilaian kpd pihak lain yg kita tolak pendapatnya. Alangkah lebih baik jika penalaran logika yg kuat & tajam disampaikan dgn bahasa yg tidak melukai hati pihak lain.
    Label negatif yg kasar yg dilontarkan cenderung membuat orang yg terkena pelabelan tersinggung, dan itu menyulitkan usaha utk menggugah & mengajak mereka membahas sesuatu dgn pikiran yg jernih, ilmiah, dan akurat.
    إِدْفَعْ بِالَّتىِ هِيَ أَحسَنْ
    Saya yakin akan lebih banyak orang tergugah dgn argumen yg berbahasa santun. Salam ‘alaikum.

    ***************************

    -Jawaban Kami-

    Salam Mas Badari.

    Terima kasih atas masukan dan sarannya, insyaallah akan diindahkan.

    Tentang riwayat itu ada beberapa cacatan:

    1) Riwayat itu disampaikan oleh Zamaksyari dalam Kasysyaf-nya.
    2) Riwayat itu mengandung keraguan sebab:

    A) Nilai sedekah di sisi Allah tidak ditentukan oleh banyak sedikitnya harta yang disedekahkan.

    B) Terkumpulnya harta sebanyak itu di sisi Abu Bakar menimbulkan tanda tanya, dari mana dan bagaimana harta sebanyak itu terkumpul padanya sementara kaum muslimin sangat lemah secara ekonomi, apa itu artinya beliau menumpuk-numpuk harta untuk waktu yang lama tidak disedekahkan?

    C) Apa profesi Abu Bakar sehingga ia mampu menumpulkan harta sebanyak itu? Bukankah beliau hanya seorang penjahit, dan bagiannya dalam ghanimah/pampasan perang tidak lebih dari bagian kaum Muslimin lainnya.

    D) Bagaimana kisah sedekah yang fantastis itu bisa samar bagi kaum muslimin kecuali si perawi itu, padahal sedekah sebanyak itu cukup memenuhi kebutuhan banyak penduduk kota Madinah.

    E) Kalau beliau sedermawan itu mengapa ketika turun ayat najwa yang memerintah siapa yang mau bertemu dan berbicara khusus dengan Nabi saw. agar bersekah untuk kaum fuqara’… mengapa ia tidak melakukannya?

    dan masih banyak tanda-tanya lain yang mungkin dapat dimunculkan di sini.

    Itu tidak berarti beliau tidak pernah bersedekah untuyk kaum fakir, tetapi masalahnya ada upaya serius rezim umawiyyah untuk menandingi setiap keutamaan Imam Ali as. dengan keutamaan sahabat lain dengan membuat hadis tentangnya.
    Wallahu a’lam

  3. Tambahan buat Pak Badari.
    Salam Pak.
    Tentang riwayat infaqnya Abu Bakar dengan 40 dirham itu ternyata:
    A)Ibnu Katsir tidak meriwayatkannya dalam Tafsirnya, begitu juga dengan asy Syaukani, sementara tentang infaqnya Imam Ali as. kedunya meriwayatkannya dari du jalur periwayatan dari Ibnu Abbas, yang satu dicacat seorang perawinya sementara yang lainnya didiamkan, tidak dicacat.
    B) AL Alusi dalam tafsir Ruhul Ma’ani-nya meriwayatkannya dari Ibnu Asakir dari Aisyah tetapi dalam riwayat itu tidak menyebut-nyebut turunnya ayat dalam kasus tersebut.
    Syukran.

  4. Terima kasih, Pak, atas infonya.
    1.) Jawaban Bapak di atas yg blok No. 3 butir B), yaitu “Al-Alusi dlm tafsir Ruhul-Ma’ani-nya meriwayatkannya ….”
    Kalimat ini -bagi saya- terasa ambigu, kurang jelas; “nya” pada kata “meriwayatkannya” mengacu ke riwayat yg mana? mengacu ke hadis infaq Imam ‘Ali a.s. ataukah riwayat infaq Abu Bakar?
    2.) Pada riwayat infaq Abu Bakar, disebut berapakah nilai infaqnya? 40 dirham atau 40 ribu dirham? [Bapak menulis kedua versi nilai tsb].
    3.) Analisis Bapak thd riwayat infaq Abu Bakar baru berupa analisis redaksi (lewat pertanyaan2 yg bisa mengundang kecurigaan). Bila ada waktu, mohon tambah analisis rawinya, ya, Pak?
    4.) Bapak menyebutkan riwayat infaq Abu Bakar samar bagi kaum Muslimin kecuali si perawi. Apakah riwayat tsb bersifat ahad? hanya dari 1 perawi sahabat Nabi? Apakah hanya Zamakhsyari yg men-takhrij-nya?
    5.) Dalam hadis infaq Imam ‘Ali a.s., apakah Ibnu Taymiyah sama sekali tidak menulis analisis kritik thd rawi2 dalam hadis2 tsb? Ia hanya menilai hadis2 tsb dusta tanpa komentar kritik thd rawi2-nya?
    Terima kasih atas tangapannya. Salam ‘alaikum.

    ***********************
    -Jawaban Kami-

    Salam Mas Badari.

    1) Mengacu ke hadis infaq Imam ‘Ali as. bukan riwayat infaq Abu Bakar.
    2)Yang benar 40 ribu dirham, maaf kalau salah tulis di atas. akan saya perbaiki.
    3)Semoga saya punya waktu untuk menelitinya lebih lanjut.
    4)Dalam beberapa tafsir standar klasik sepanjang yang saya baca hanya Zamakhsyari yang meriwayatkannya dan dari seorang sahabat saja.
    5)seperti telah anda baca, Ibnu Taymiah hanya menvonis bahwa riwayat tentangnya adalah:

    bohong, tidak tetap (palsu)…

    Akan tetapi tafsir-tafsir batil ini, banyak orang-orang bodoh telah mengatakan (berpendapat) sepertinya…

    Maka jelaslah bahwa yang berbohong dengan kebohongan ini adalah orang yang bodoh akan petunjuk Al qur’an, dan kebodohan di kalangan orang-orang Rafidhah bukan hal aneh

  5. anda akan mempertanggung jawabkan penghinaan terhadap ulama sekaliber ibnu taimiyah.

    ***********************
    -Jawaban Kami-

    Pak Mukhtrar…. anda ini bicara apa… penghinaan yang mana? Kalau menghina aja dimintai pertanggung jawaban, lah kalau mengkafirkan bagaimana pak?

    Bapak berkata ulama sekaliber ibnu taimiyah, kaya’ senjata aja, pakai keliber-kaliber segala.

  6. Kepada Pak Mukhtar,
    Kalau ada pemeriksaan thd pendapat Ibnu Taymiyah, lalu hasilnya menunjukkan Ibnu Taymiyah salah, keliru, atau membuat klaim/vonis tanpa dasar (klaim palsu), maka pemeriksaan itu bukan penghinaan, tapi analisis utk membongkar fatwa yg salah. Kalau Anda menilai itu penghinaan, Anda ajukan bukti bhw penulis blog ini telah membuat tulisan palsu yg dituduhkan ke Ibnu Taymiyah, atau Anda paparkan argumentasi Anda yg membantah argumentasi penulis blog ini dan Anda tunjukkan mana penarikan kesimpulan yg salah/keliru yg telah dilakukan oleh penulis blog ini.

    Nashiruddin Al-Albani menilai Ibnu Taymiyah bersikap berlebih-lebihan ketika ia (Ibnu Taymiyah) menolak hadis Al-Ghadir, sedangkan Al-Albani menilai hadis tsb shahih dgn mengumpulkan segenap thuruq/jalurnya. Apakah ini penghinaan Al-Albani kpd Ibnu Taymiyah? Tentu tidak.

    Di sini, kita melihat pendapat2 Ibnu Taymiyah yg menolak -secara tanpa dasar- hadis2 keutamaan Imam Ali a.s. yg shahih & ditulis oleh ulama Sunni, dan juga sikapnya yg menilai orang2 yg menuliskan hadis tsb dalam kitab hadis / tafsirnya (dalam hal ini, orang2 itu ulama Sunni juga) sebagai bodoh & bohong. Bukankah itu penghinaan yg dilakukan Ibnu Taymiyah? Tentu dia akan mempertanggungjawabkannya.

    Mari ber-Islam dgn sikap yg ilmiah, saudaraku.
    Salam ‘alaikum.

  7. Dari semua pembahasan keliatannya ente adalah penganut paham syi’ah, ya jelaslah kalo ada batahan tentang Ali RA, pasti anda benci bukan begitu!!!! dan pastinya lagi anda akan memutarbalikan fatwa dari Ibnu Taymiah ini.

    ********************
    Jawaban Kami:

    Mas ian… anda bebas menilai saya, mau dibilang si A atau si B itu terserah aja, yang utama adalah apakah pembelaan saya itu berdasar atau tidak?! itu aja.

  8. Saya sangat terkesan dengan bahasa pa Badari yang santun, argumentasinya yang kuat dan wawasannya yang luas.
    Pengetahuan saya tentang Islam terus terang masih sangat sedikit. Oleh karenanya saya sangat tertarik membaca tulisan2 yang berbobot dari para ikhwan di website ini beserta komentar dan jawabannya yang mencerdaskan.

    Saya setuju dengan pendapat pa Badari bahwa dakwah hendaknya dikemas dengan bahasa yang santun/halus tapi jelas dan lugas.
    Terima kasih.

  9. Wah memang sangat mendasar sekali pembelaan ente karena ente emang benci dgn ibnu Taymiah dan itulah gunanya otak digunakan untuk memikirkan apa2 yg harus kita tulis untuk pembenaran dari sudut pandangan kita saja terutama jika menyangkut Ali RA yg nota bene memang gak sesuai dgn pandangan ulama pd. umumnya sehingga ente akan mati-matian membuka-buka kitab mencari celahnya untuk dijadikan senjata bumerang (tapi ini bukan yg dari suku mori Australia lho!!!.

    *****************
    Jawaban Kami:

    Salam sejahtera atas yang menerima kebenaran.
    Kebencian atau kecintaan kepada Ibnu Taymiah bukan neraca keimanan.

    Pembenci Imam Ali adalah munafik berdasarkan sabda shahih Nabi saww….. jadi membenci kaum munafikin itu sah-sah saja.
    buktikan kalau yang sedang kami bela itu nota bene memang gak sesuai dgn pandangan ulama pd. umumnya seperti kata kamu!

  10. menyibak konspirasi blog syiah ini, silahkan kunjungi:
    http://mumtazanas.wordpress.com/2007/09/07/syiah-hati-hati-konspirasi-didalam-blog/

    ************************
    Jawaban Kami:

    Salam bung anas, sepertinya kalian mulai kuwalahan ketika kedok kalian dibongkar dan panutan unggulan kalian ditelanjangi di sini.

    kami tidak takut bung, kami akan muat komen and berikut alamat blog anda biar orang bisa bandingkan antara produk pecandu Ibnu Taymiah dan penjunjung ajaran Islam sejati.

  11. Subhanallah, Muslim belum dikatakan menjadi Muslim kalo ia tidak menjaga lidahnya.

  12. menjaga lidah bukan berarti tidak bicara kan
    kita berbicara ada dasarnya dan tidak sembarangan itu termasuk menjaga lidah
    tapi kalau bicaranya sembarangan walaupun ulama itu mah nggak menjaga lidah namanya.

  13. Tentang Al-Baqarah 274, yang ditujukan ke Imam Ali, bukan dusta tapi diriwayatkan oleh Mujahid dari Ibnu Abas, ” Amirul Mukminin (suatu ketika) mempunyai empat dirham. Beliau menginfakkan satu dirham di malam hari, satu dirham di siang hari, satu dirham secara sembunyi-sembunyi, dan satu dirham lagi secara terang-terangan. Ibnu Taimiyah Ashobiyahnya adalah Bani Umayyah, sehingga pasti akan bersebrangan dengan Bani Hasyim. Lihat saja sejarahnya Abu Sofyan sepanjang hidupnya sebelum Islam, raga dan hartanya untuk menghancurkan Islam, sementara Abu Thalib Jiwa raga dan hartanya untuk membela Islam. Abu Sofyan masuk Islam Paling akhir dan menghasilkan anak untuk menghancurkan Islam dari dalam dan informasi ke kita Abu Sofyan adalah sahabat Nabi dan pernah jadi sekretaris, sementara Abu Thalib sampai matinya tidak pernah masuk Islam, aneh kan?. Padahal kekuasaan Islam pasca Rosul selama 80 tahun dipegang oleh mantan musuh Muhammad, maka tidak aneh kalau ada hadis diplintir untuk kepentingan politik

  14. MOHON PENCERAHANNYA

  15. kalo boleh disimpulkan tulisan2 anas, ian,mukhtar dalam komentar-komentar mereka
    seperti ini :
    1. Mengkritisi Imam Ali as oleh ibnu Taimiyah boleh dan dianjurkan
    mengkritisi Ibnu taimiyah tidak etis, bisa masuk neraka….he..he..

    2. Meverifikasi kisah yg buruk ttg Imam ali as itu syiah.
    Meverifikasi Ibnu taimiyah itu memutar balik fakta, dan dosa, dst..

    ini fikiran org kok kebalik balik yah….?

  16. akal jadi kebalik2, tidak bisa membedakan antara menkritisi ali dan mengkritisi riwayat yang memuji-muji ali
    Ali tidak butuh riwayat dhaif untuk memujinya, lagian sungguh aneh, perkara yang udah ditetapkan Allah dan RasulNya dalam banyak ayat dan hadits (menurut Al Hilli, yaitu Ali menjadi imam pasca Nabi) kok tidak terjadi.
    apa yang salah? haditsnya yang salah atau apa?
    kita tanya pada Ali sendiri, apakah dia merasa diangkat jadi imam atau tidak, pasti ada keterangan dari Ali

    perlu diingat juga, tidak semua riwayat dalam tafsir ahlussunnah adalah shahih.
    silahkan penulis blog melakukan studi sanad atas riwayat-riwayat itu.
    ibnu taimiyah lebih pandai dari seluruh ulama syiah dari dulu sampai sekarang, penulis blog ini mensejajarkan dirinya dengan Ibnu Taimiyah, membela Al Hilli,
    daripada meneliti sanad buku orang, lebih baik periksa sanad buku sendiri -al kafi- biharul anwar- tahdzib -man la yahzhuruhul faqih-

    *****************
    -Jawaban Kami-

    Salam mas no.

    Pertama: Ibnu Taymiah tidak membantah hadis-hadis tentang keutamaan Ali ra. tidak terkecuali hadis-hadis shahihah, akan tetapi ia telah melecehkan pribadi Ali ra. Hal tersebut telah ditegaskan Ibnu Hajar al Asqallani dan para ulama lain.

    Kedua: Anda berlogika kalau Ali ra telah ditunjuk sebagai Khalifah seperti dalam keyakinan Syi’ah tapi kenyataan Ali tidak jadi khalifah lalu siapa yang salah? Jawaban orang Syi’ah jelas yang salah adalah mereka yang tidak mau mengakui Ali sebagai khlaifah! Jelas! Seperti kalau Allah mengutus seorang nabi lalu kaumnya mendustakannya dan menentangnya, ya yang salah umatnya! Anda tidak mampu membedakan antara apa yang harus terjadi dan apa yang sudah terjadi! jadi luruskan duku cara berpkir Anda biar tidak ditertawai orang-orang Syi’ah dan dianggap semua kita (Ahlusunnah) berlogika JONGKOK seperti saudara!

    Tolong jelaskan alasan mengapa Ali tidak mau mengakui Abu Bakar dan membaitanya sebagai Khalifah sampai sekian bulan (seperti diriwayatkan Imam Bukhari)!

    Ketiga: Benar memang tidak semua hadis riwayat dalam buku tafsir Ahlusunnah itu shahih! Benar sekali teori anda tersebut! Tapi tolong buktikan kalau riwayat yang dibawa Syi’ah dari buku-buku Ahlusunnah itu tidak shahih!!

    Keempat: Apa anda mensyaratkan bahwa setiap hadis yang dibawa Syi’ah itu harus dishahihkan seluruh ulama hadis Ahlusunnah?

    Kelima: kata-kata saudara:

    ibnu taimiyah lebih pandai dari seluruh ulama syiah dari dulu sampai sekarang

    itu adalah hak anda mengatakannya, tapi setiap klaim perlu ada buktinya, kalau tidak, ya malu-maluin!!

    Kenam: kata-kata saudara bahwa

    penulis blog ini mensejajarkan dirinya dengan Ibnu Taimiyah, membela Al Hilli,

    tidak benar, sebab kami pecinta Ali ra sedangkan Ibnu Taymiah sinis terhadap Sayyidina Ali ra.

    Wassalam. Maaf jika kurang berkenan.

  17. saya tantang zainal abidin buat studi sanad lengkap dengan status perawinya, pada riwayat yang digunakan sebagai dalil oleh alhilli, jangan cuma omong doang

    *****************
    -Jawaban Kami-

    Salam mas no.
    Blog ini akan menelanjangi syubuhat dan penyimpangan Ibnu Taymiah. Untuk membongkar kesalahan Al Hilli itu tugas kaum Wahhabi dan semua yang berkepentingan untuk membela Ibnu Taymiah!

  18. saya tunggu jawaban dari no_syiah, jangan asal jeplak aja. Buat zainal abidin terus maju pantang mundur guna memberikan pencerahan kepada kita2 yang masih awam tentang ajaran islam yang murni.

  19. @ no shiah
    lho terus anda ngapain
    Kenapa bukan anda sendiri yang lakukan studi sanad hadis-hadis yang dibawa Allamah Al Hilli dan Ibnu Taimiyyah
    Hadis-hadis itu di kitab-kitab Sunni lho
    Bilang saja kalau anda tidak mampu melakukan studi sanad, bisanya paling cuma mengutip pendapat Ibnu Taimiyyah
    Kalau Ibnu Taimiyyah memang sehebat yang anda katakan, gak mungkin dia menolak hadis Tsaqalain yang dishahihkan banyak ulama Sunni dan sanadnya mutawatir.
    Itu baru satu contoh dari sekian banyak contoh penyimpangan dalam Minhaj As Sunnah Ibnu Taimiyyah
    Sekarang saya tantang anda soal hadis Tsaqalain ini

  20. Ajib, apa sebenarnya yang maunya Ibnu Taymiah ini, semua hadis keutamaan Imam Ali -Karramallahu wajhahu- dibilang palsu lah, tidak satupun ulama hadis yang meriwayatkan atao pada jalurnya ada yang dhoif atao kandungannya tidak masuk akal (akal siapa cak Ibnu tay)…. sebenarnya dia siapa sih, kok begitu sinis sama Imam Ali?
    Jangan-jangan ia agen kaum munafikin yang gentayangan di dunia islam waktu itu…. makanya yang gandrung masa Ibnu tay ini ya orang-orang yang dalam hatinya ada dendam atao kurang demen kepada Imam Ali, seperti golongan Wahhabiyah, Al Irsyad dan barisan sakit hati kepada nabi karena (dalam tuduhan mereka) terlalu mengunggulkan keluarganya sendiri!
    Wah kalau itu alasannya yang perlu diragukan keimanan mereka.
    Oh ya pak admin gaya-gaya seperti Ibnu tay aku temukan di blog haulasyiah (yang sering menolak hadis-hadis keutamaan Imam Ali ra. mungkin ada baiknya kalau pabak juga main-mani kesana… Tapi jangan ah sayang waktu bapak soalnya nggak ilmiah cuma luapan emosi dan membeber kedengkian belaka!

  21. Masya ALLAH…!!!!

    Inikah Islam???!!!

    Kenapa di antara kita saling mencela? dan menghina??

    Bukankah masing2 dari kita memiliki keyakinan sendiri2??

    Kenapa kita karus selalu mengganggu orang lain yang juga ingin memdekatkan diri dengan Allah?

    *****************
    -Jawaban Kami-

    Apa maksud komentar anda? Siapa yang anda maksud? Siapa yang menggangu orang lain yang juga ingin memdekatkan diri dengan Allah?

  22. tentang ibnu taymiyah ana jadi inget waktu kecil dulu menjelang maghrib ada filmnya di TVRI disana menceritakan bagaimana kepintaran dari seorang imam di islam, tapi di blog sini justru imam tersebut di telanjangi abis bersih!!!!! jadi BINGUNG tolong penjelasannya! tkhs

    ******************
    -Jawaban Kami-

    Makalah-makalah dalam blog ini insyaAllah bisa menjadi penjelas, jadi ikuti terus aja!

  23. Saya sering membaca situs salafy yang menjuluku ibnu taimiyah sebagai syaikhul Islam, tetapi disini ibunu taimiyyah diesbut munafik ?….gimana donk….Tetapi emang kalau membaca situs salafy seolah-olah Islam yang kita jalani ini salah semua….emang Islam sekaku itu ?

  24. aduh, syiah lagi, syiah lagi..bosen!!!!!!

  25. Ibnu Taimiyah memvisualisasikan Allah jelas menunjukkan Ibnu Taimiyah tidak mengenal Allah. Bagaimana Allah yang tiada yang menyerupainya (Laisa kamitslihi syai’un) bisa divisualisasikan.. Jika tidak mengenal Allah tentu Ibnu Taimiyah juga tidak bisa mengingat Allah (Dzikrullah).

    Mengacu pada Thaha:14 bahwa tujuan shalat adalah mengingat Allah (Dzikrullah) tentunya shalat Ibnu Taimiyah tidak tepat sasaran karena dia mengingat Allah yang bisa divisualisasikan. Oleh karena shalatnya tidak tepat sasaran untuk mengingat Allah (bukanmemvisualisasikan Allah) tentu semua amalnya ditolak karena jika buruk shalatnya buruk amalnya yang lain.

    Kucian Ibnu Taimiyah… Dikacangin diblog ini… Itulah akibatnya karena menjadi nashibi…

  26. “syiah” itu dapat berarti kelompok atau pengikut, jadi kita lihat di blog ini ada banyak syiah, yaitu syiah Ibnu Taimiyah, syiah Abubakar, dsb dan juga syiah ‘Ali, saya mah ngikut yang paling dicintai Rasulullah aja ah, Imam ‘Ali as….

  27. Mungkinkah Ibnu Taymiah antek2 Yahudi?

  28. NO COMMENT dah cukup ditelanjangi
    salllut buat blognya …………tanks

  29. Salam kenal
    *pasang mata, pasang akal, pasang jiwa nonton keramaian*

  30. semoga mas admin sealu sehat dan banyak rezeki, terus berjuang mas…………………………..

  31. No Komen…

    Salam ukhuwah mas admin..

    Salam kenal juga.

  32. salam untuk semuanya. penulis blog ini mang dah lihai dalam bidangnya. perangkat untuk memojokkan lawannya memang dah ditempa bertahun-tahun. referensinya juga gak akan habis karena hal spt ini dah habis2an di telaah, dikaji, dan dicari titik lemahnya oleh ulama2 syiah. sy tanya ma yang py blog: berapa lama anda ditempa di hauwzah di kota suci sana? apakah hanya ini tujuan anda belajar kesana? tidakkah anda punya kajian atau pemikiran yang lebih mencerahkan umat, bukan mengkritisi sambil menjatuhkan dan menghina! lihatlah bagaiman santun dan toleransinya pemimpin kalian ayatullah Ali Taskhiri misaalnya atau Dr. Bi Azar Syairazi yang menulis kritik trhdp ibn taimiyah tanpa melukai perasaan yang pro thdap ibn taimiyah…. belajrlah dari mereka….

    Kami menjawab:

    Adalah mengerankan setiap kali ada yang mengkritik jatam Ibnu Taymiah dituduh Syi’ah!!!
    Memangnya ulama Ahlus Sunnah tidak ada yang mengecam habis-habisan penyimpangan Ibnu taymiah?!
    Jika Anda merasa ada yang kasar dari tulisan kami tolong tunjukkan, insya Allah akan kami perbaiki.terima kasih.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.