Posted on Juni 29, 2009 by Zainal Abidin
Ibnu Taymiah: Hadis Nabi saw. Mempersaudarakan Imam Ali as. Dengan Beliau saw. Adalah Palsu!
Persembahan Untuk Blog -haulasyiah- dan Wahabiyyun Salafiyyun
“Tulisan dibawah ini kami lengkapi dengan bukti scan dari kitab “Minhajussunnah” karya Ibnu Taymiah terbitan Saudi Arabia yang di Tahqiq oleh Dr. Muhammad Rasyad Salim”
Di antara keistimewaan dan keutamaan Imam Ali as. yang tidak dimiliki oleh para sahabat lain, termasuk Khalifah Abu Bakar atau Umar atau selainnya adalah bahwa Nabi saw. mengkhususkan Ali as. untuk beliau persaudaraan dengan dirinya.
Sejarah mencatat bahwa Nabi saw. pernah mempersaudarakan antara sahabat-sahabat muhajirin antara yang satu dengan lainnya. Sebagaimana setelah Hijrah, Nabi saw. juga mempersaudarakan antara sahabat Muhajir dan sahabat Anshar; seorang dari sahabat Muhajirin dipersaudarakan dengan seorang dari sahabat Anshar! Ini adalah kenyataan sejarah yang telah diterima para ulama dengan data-data sejarah yang meyakinkan! Tidak ada seorang pun meragukan apalagi membohongkan kenyataan tersebut!
Dan dalam kedua kali “Pristiwa Persaudaraan” itu, Nabi saw. mempersaudarakan Ali as. dengan beliau sendiri saw.! tidak dengan selainnya! Dan ini juga sebuah kenyataan yang telah diterima kebenarannya oleh para sejarawan baik Ahlusunnah maupun Syi’ah.
Para ulama Ahlsunnah menjadikannya bukti keutamaan Imam Ali as., sementara ulama Syi’ah menjadikannya tidak sekedar menunjukkan keutamaan Ali as. akan tetapi lebih dari itu! Ia adalah bukti keutamaan dan keafdhalan Imam Ali as. atas seluruh sahabat dan ia adalah bukti imamahnya!
Di sini, Ibnu Taymiah yang tidak akan pernah mau tunduk dengan bukti-bukti keutamaan Imam Ali as. dan yang bersemangat membantah apapun yang diutarakan para ulama Syi’ah harus bersikap tegas menghalau hujah-hujjah kaum Syi’ah atas keyakinannya… maka ia memilih jalan berbahaya dan sekaligus membuktikan kelemahan serangannya atas dalil-dalil ulama Syi’ah.
Dalam berbagai kesempatan dalam kitab Minhâj as Sunnah-nya, Ibnu Taymiah mengerahkan seluruh tenaganya untuk menolak dan membohongkan kenyataan tersebut. Dan sikap itu makin membuktikan keshahihan hadis itu! Dan ia termasuk kekhkususan yang hanya dimiliki Imam Ali as. tidak selainya!
Ibnu Taymiah harus bersikap demikian walaupun harus menabrak kebenaran pasti yang diterima ulama Islam!
Untuk lebih jelasnya, perhatikan kedegilan Ibnu Taymiahh dalam usaha ngototnya untuk mengkufuri kenyataan ini.
Ibnu Taymiah berkata:
أما حديث المؤاخاة فباطلٌ موضوع، فإنَّ النبي (ص) لم يُؤاخِ أحداً….
“Adapun hadis muâkhâh (Nabi saw. mempersaudarakan Ali as. dengan beliau) adalah batil palsu. Karena Nabi saw. tidak pernah mempersaudarakan siapapun… ”
(Minhajus-Sunnah, Tahqiq, Dr. Muhammad Rasyad Salim, jilid 4, hal 32.) [1]
-Silahkan lihat Scan diatas-
.
Dalam kesempatan lain, ia (Ibnu Taymiah) menegaskan:
إنَّ النبي (ص) لم يُؤاخِ عليا و لا غيره، و حديث المؤاخاة لعلي، و مؤاخاة أبي بكر لعمر من الأكاذيب.
“Sesungguhnya Nabi saw. tidak mempersaudarakan siaiapun, tidak Ali, tidak juga selainnya. Dan hadis muâkhâh Nabi dengan Ali dan Abu Bakar dengan Umar adalah kebohongan.”
(Minhajus-Sunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim, jild 5, hal 71) [2]
-Silahkan melihat Scan Diatas-
.
Dalam tempat lain ia juga mengulang pengingkarannya:
إنَّ النبي (ص) لم يُؤاخِ عليا و لا غيره، بل كل ما رُوِيَ في هذا فهو كذبٌ.
“Sesungguhnya Nabi saw. tidak mempersaudarakan Ali tidak juga yang lainnya. Bahkan semua yang diriwayatkan tentang hal itu adalah kobehongan belaka!”
(Minhajus-Sunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim, Jilid 7, hal.117) [3]
-Silahkan melihat scan diatas-
Dalam kesempatan keempat ia menambahkan:
إنَّ أحاديثَ المؤاخاة بين المهاجرين بعضهم مع بعض، و الأنصار بعضهم مع بعض، كلها كذبٌ! النبي (ص) لم يُؤاخِ عليا.” .
“Hadis-hadis tentang mempersaudarakan antara sesame kaum muhajrin dan antara sesame kaum Anshar semuanya palsu/kebphongan. Dan Nabi saw. tidak mempersaudarakan antara dirinya dengan Ali.”
(Minhajussunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim, jilid 7, hal.279) [4]
-Silahkan melihat scan diatas-
Dalam kesempatan kelima ia juga mengatakan:
إنَّ أحاديثَ المؤاخاة لعلي كلها موضوعةٌ.
“Sesungguhnya hadis-hadis Muâkhâh untuk Ali semuanya palsu/maudhû’ah.!”
(Minhajussunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim, jilid 7, hal. 361) [5]
-Silahkan melihat scan diatas-
Kami berkata:
Dalam kesempatan ini, saya hanya akan memfokuskan pembuktian kebenaran dan keshahihan hadis muâkhâh antara Imam Ali as. dengan Nabi saw.!
Adapun hadis-hadis yang menegaskan bahwa Nabi saw.; bersabda bahwa Ali adalah saudaraku demikian juga dengan penegasan Imam Ali as. sendiri yang mengatakan bahwa “Aku adalah hamba Allah dan saudara rasul-Nya” hadis-hadis itu sangatlah banyak, sulit rasanya menelusurinya di berbagai kitab karya ulama Islam!
Yang kami ingin lakukan sekarang adalah membuktikan keshahihan hadis muâkhâh yang telah dikufuri Ibnu Taymiah dalam berbagai kesempatan dengan tanpa mengindahkan etika sebuah kajian ilmiah dan hanya bermodalkan hawa nafsu!
Bukti Kebenaran Peristiwa Persaudaraaan!
Banyak bukti yang memaksa kita untuk tunduk menerima kenyataan sejarah bahwa Nabi saw. telah mempersaudarakan antara sahabat-sahabat beliau… di antaranya adalah Nabi saw. mempersaudarakan antara Abu Bakar dan Umar… Maka Ali berkata, “Wahai Rasulullah, engkau telah mempersaudarakan antara sahabat-sahabat Anda, sementara engkau tidak mempersaudarakan antara aku dengan seorangpun? Maka Rasulullah saw. bersabda:
أنت أخي في الدنيا و الآخرة.
“Engkau adalah saudaraku di dunia dan di akhirat.”
Hadis di atas dapat Anda rujuk dalam:
A) Shahih at Turmudzi,5/595.
B) At Thabaqât,2/60.
C) Mustadrak,3/16.
D) Mashâbîh as Sunnah,4/173.
E) Misykât al Mashâbîh,3/356.
F) Al Istî’âb,3/1089.
G) Al Bidâyah wa An Nihâyah,7/371.
H) Ar Riyâdha an Nadhirah,3/111.
I) Ash Shawâ’iq al Muhriqah:122.
J) Târîkh al Khulafâ’:159.
K) Dll.
Hadis tentang pristiwa itu telah diriwayatkan dari banyak sahabat Nabi saw., di antaranya: (1) Imam Ali as. sendiri. (2) Abdullah ibn Abbas ra., (3) Abu Dzar ra. ,(4) Jabir ibn Abdilah al Anshâri ra. (5) Umar ibn al Khaththab ra., (6) Anas ibn Malik ra., (7) Abdullah ibn Umar ra. (8) Zaid ibn Arqam ra. …
Dalam sebagian jalur riwayatnya disebutkan Nabi saw. menjawab pertanyaan Ali as. dengan;
و الذي بعثني بالحقِّّ، ما أخَّرْتُك إلا لنفسي، و أنت مني بمنزلة هارون من موسى غير أنّه لا نبي بعدي، أنت أخي و وارثِيْ.
“Demi Dzat yang mengutusku dengan kebenaran, aku tidak mengkahirkanmu melainkan untuk kupersaudarakan dengan diriku. Engkau di sisiku seperti kedudukan Harun di sisi Musa, hanya saja tidak ada nabi setelahku. Dan engkau adalah saudara dan pewarisku.”
Para Ulama Besar Yang Meriwayatkan Hadis di Atas.
Di antara ulama dan tokoh besar yang meriwayatkan hadis tentang peristiwa Nabi saw. mempersaudarakan Ali dan dirinya adalah: Imam Ahmad dalam kitab Manâqibnya hadis no. 141, Ibnu Asâkir ketika menyebut biodata Imam Ali as. hadis no.148 dan al Muttaqi al Hindi dalam Kanz al Ummâlnya,16/106 dari riwayat Imam Ahmad.
Dan Anda dapat menemukan hadis Nabi saw. mempersaudarakan dirinya dengan Ali as. dalam berbagai kitab sejarah seperti misalnya: Sirah Ibnu Hisyam,2/109, Sirah Nabawiyah karya Ibnu Hibbân:149, ‘Uyûn al Atsar; Ibnu Sayyidinnâs,1/264, Sirah Halabiyah; Zaini dahl^an,1/320.
Tidak sedikit pula ulama Ahlusunnah yang menghujat Ibnu Taymiah karena sikap menentangnya tersebut, di antaranya adalah Syeikhul Islam al Hafidz Ibnu Hajar al Asqallâni. Setelah menyebutkan berbagai jalur periwayatan peristiwa tersebut dari riwayat al Waqidi, Ibnu Sa’ad, Ibnu Ishaq, Ibnu Abdil Barr, as Suhaili, Ibnu Katsir dll.
Ibnu Hajar menegaskan:
“Dan Ibnu Taymiah telah mengingkari dalam kitab bantahannya atas Ibnu Muthahhar ar Rafidhi hadis muâkhâh antara sesama muhajirin, khususnya antara Nabi saw. dan Ali. Ia (Ibnu Taymiah) berkata, “Sesungguhnya persaudaraan itu ditetapkan untuk saling kasih sayang dan berlembutan dan untuk mengharmoniskan antara jiwa-jiwa di antara mereka. Jadi tidak ada artinya mempersaudarakan antara Nabi saw. dengan siapapun tidak juga persaudaraan antara sesama kaum muhajirin.”
Dan ini (masih kata Ibnu Hajar) adalah sikap menolak nash dengan qiyas dan mengabaikan hikmah muâkhâh. Sebab sebagian muhajirin lebih kuat dari sebagian lainnya dalam harta atau kekeluargaan dan kekuatan, maka Nabi mempersaudarakan antara yang tinggi dengan yang rendah…
Aku (Ibnu Hajar) berkata, “Hadis itu telah dikeluarkan oleh addh Dhiyâ’ dalam kitab Mukhtârahnya (pilihan dari kitab) al Mu’jam al Kabirnya ath Thabarani. Dan Ibnu Taymiah telah menegaskan bahwa hadis yang terpilih dalam kitab Mukhtârah adalah lebih shahih dan lebih kuat dari hadis kitab Mustadrak… .“[6]
Az zarqâni –pensyarah kitab al Mawâhib al Ladduniyyah- juga menghujat Ibnu taymiah karena menolak hadis-hadis shahih tentangnya.[7]
Kami berkata:
Dari uraian panjang Ibnu Hajar dapat kita saksikan betapa Ibnu Taymiah tidak menghargai kehormatan ilmu dan agama! Ia berani menolak hadis shahih hanya bermodal qiyas dan rekayasa belaka! Selain itu terlihat jelas sekali inkonsisten sikap Ibnu Taymiah, di mana ia membanggakan kualitas hadis-hadis kitab Mukhtârahnya al Dhiyâ’ al Maqdisi yang meyakininya sebagai lebih shahih dan lebih kuat dari hadis-hadis riwayat al Hakim dalam Mustadrak…. Akan tetapi ketika masalahnya terkait dengan keutamaan Imam Ali as. ia tidak segan-segan menolak dan mengkufurinya!
Semua bukti ia abaikan! Semua data akurat ia tolak!
Jadi pembaca dapat menyaksikan betapa kepalsuan Ibnu Taymiah dalam vonis-vonis sesatnya itu!
Mungkin itu sumbangan besar yang ingin ia sumbangkan dalam membela kebenaran? Dan mungkin itu modal utama yang ia bangggakan untuk menghadap Allah kelak di hari pembalasan agar Allah berkenan mengumpulkannya bersama tuan-tuannya; Abu Sufyan, Mua’wiyah, Yazid, Amr ibn al Âsh dkk.
Semoga kita diselamatkan dari kemunafikan. Amîn.
________________________
[1] Minhaj as Sunnah,4/32.
[2] Ibid.5/71.
[3] Ibid.7/117.
[4] Ibid.7/279.
[5] Ibid.7/361.
[6] Fathu al Bâri,7/217.
[7] Syarah Al Mawâhib al Ladduniyyah,1/273.
12 Tanggapan
1.
pak yeh, di/pada Juni 30th, 2009 pada 11:42 am Dikatakan: r
Hish ! Apa lah nak kisah dengan hadis ! Kan Allah kata cuma Quran ahsanal hadis. Yang lain adalah lahwal hadis.Rujuk AlQuran 31:6 “Ada orang guna lahwal hadis untok sesatkan orang lain dari jalan Allah,tanpa pengetahuan,dan mentertawakan nya (jalan Allah/Islam).”
Allah berfirman bahawa AlQuran lengkap. Jadi ia tidak memerlukan hadis yang bukan AlQuran/bukan ahsan.
Jangan lah tukarkan agama Islam/agama Allah menjadi agama hadis/agama manusia,ulama.
Jangan lah sekutu AlQuran/Allah dengan hadis/manusia. Masok neraka nanti !
http://warongpakyeh.blogspot.com
Balas
2.
santrilirboyo, di/pada Juni 30th, 2009 pada 4:51 pm Dikatakan: r
Al hamdulillah ada situs yang amat bagus macem ini, saya salut, saya dukung dan biar semua orang tahu siapasebenarnya Ibnu Taimiyah. Situs ini kalau boleh kapan-kapan akan saya link di situs saya. http://www.santrilirboyo.wordpress.com
Kami Jawab:
Syukran ustadz, silahkan demi penyebaran da’wah Islam.
Balas
3.
ran pamungkas, di/pada Agustus 9th, 2009 pada 5:48 am Dikatakan: r
weh semoga bermanfaat artikel ini
Balas
4.
imawan, di/pada Agustus 9th, 2009 pada 6:00 am Dikatakan: r
walau bagai manapun dengan kesalahan yang dibuat oleh ibnutaimiah , kita harus tetap mendoakan beliau supaya beliau diampuni oleh allah ,,,,, ya dikirim2 tahlil dan surat yasin biar beliau dapat barokah nya ,, kitakan aswaja bukan orang yang suka mengfonis akan tetapi orang yang lebih suka meluruskan sodara2 kita yang masih salah jalan … dan kita juga suka membagi2 sedekah kepada orang yang masih hidup maupun sudah meninggal kalo yang masih hidup bisa dengan makanan dan uang tapi bagi yang meninggal ya kita kirim pahala ,,,,,, khususon ibnutaimiyah alfatekhah 3 kali
Balas
5.
hiroali, di/pada September 8th, 2009 pada 5:12 am Dikatakan: r
Assalamu’alaikum,wr.wb
Salam kenal.
Syukron atas semua tulisannya. Mudah2an banyak manfaatnya bagi semua
Balas
6.
jaenuri, di/pada Oktober 11th, 2009 pada 8:50 am Dikatakan: r
saudaraku semuanya ( salafy dan non salafy) , berhatihatilah kalian semuanya , kita semua berada dalam adu domba musuh-musuh islam, masing-masing dari kalian saling menghujat dan menyalahkan , kita semua oran islam satu Tuhan Allah dan satu Rasul Muhammad, janganlah saling menghujat, redakan sejukkan hati kalian dengan dzikir Allah,Allah,Allah, Allah,Allah,Allah,Allah,Allah,Allah, Allah,Allah,Allah,Allah,Allah,Allah, Allah,Allah,Allah,Allah,Allah,Allah, Allah,Allah,Allah,Allah,Allah,Allah, Allah,Allah,Allah,Allah,Allah,Allah, Allah,Allah,Allah,
Balas
7.
fuad, di/pada Oktober 28th, 2009 pada 7:45 am Dikatakan: r
alhamdulillah ada orang yg mau membuka/ memberi tau kpd pembaca yg ingin ilmu dg mengungkap masalah ini dan masih banyak masalah lagi yg harus diungkap yg ditimbulkan oleh Syaikh islam (gelar dari mana) Bin Taimiyah yg telah banyak menyesatkan umat dengan pandangan2nya yg kontroversi.
Balas
8.
bror, di/pada Oktober 31st, 2009 pada 9:56 pm Dikatakan: r
semoga Allah melaknat orang2 yg mengadu domba sesama islam Amin………….
Balas
9.
uut, di/pada November 6th, 2009 pada 1:21 pm Dikatakan: r
sebagai pembanding dari tulisan blog ini bisa kunjungi
http://belasalafy.wordpress.com/
Balas
10.
uut, di/pada November 6th, 2009 pada 1:25 pm Dikatakan: r
tambahan Syaikhul Islam” Ibnu Taymiah
http://www.hafizfirdaus.com/ebook/SiapakahAhliSunnah/Tohmahan1.htm
http://salafitobat.wordpress.com/
Balas
11.
dollahhong, di/pada November 11th, 2009 pada 3:30 am Dikatakan: r
males bos kunjungi situs-situs salafieh wahabieh… jarang yang jujur…. kalau komen yang cocok aja yang ditampilkan kalau yang kontra sering tidak ditampilkan apalagi ditanggapi!!! disampin isinya itu-itu aja…. bid’ah syirik dan yang hebat FITNAHNYA KAGAK KETOLONG!!!
Balas
12.
Umar Al baweani, di/pada November 22nd, 2009 pada 10:14 am Dikatakan: r
Baru tahu aku kalo Ibnu Taymiah ternyata tidak jujur.
Salut dengan pemilik blok yang tidak asal ngomong, tapi disertai bukti scan dari kitab Ibnu Taymiah sendiri… jadi sulit membantahnya..
Saya mengharapkan penjelasan dari pengikut dan pengagum Ibnu Taimiah.. tapi hanya omelan2 saja yang saya baca dari tanggapan mereka…
memang sulit rasanya membantah kan sudah di sertai bukti dari buku syaikhul Islam langsung!
Gimana salafiyyun/wahabiyyun?
Balas
[+/-] |
Seri Kebohongan “Syaikhul Islam” Ibnu Taymiah (5) |
[+/-] |
Seri Kebohongan “Syaikhul Islam” Ibnu Taymiah (4) |
Posted on Juni 3, 2009 by Zainal Abidin
Seri Kebohongan “Syaikhul Islam” Ibnu Taymiah (4)
Imam Ali as. Banyak Menentang Nash Suci
Persembahan Untuk Blog -haulasyiah- dan Wahabiyyun Salafiyyun
“Tulisan dibawah ini kami lengkapi dengan bukti scan dari kitab “Minhajus Sunnah” karya Ibnu Taymiah terbitan Saudi Arabia yang di Tahqiq oleh Dr. Muhammad Rasyad Salim”
Sepertinya politik “Menghalalkan segala cara demi mencapai tujuan” sudah menjadi sikap pilihan unggulan Ibnu Taymiah dalam menyebar luaskan virus kebencian kepada Imam Ali as. di tengah-tengah kaum Muslimin, khususnya di kalangan para “Penyembah Pohon Terkutuk”.
Berbagai atraksi kepalsuan dan penipuan telah dilakukan Ibnu Taymiah demi mencapai tujuannya dalam menularkan penyakit kemunafikannya, demdam kusumat dan kebenciannya kepada sahabat Nabi saw. paling berjasa dalam menegakkan, menyebarkan dan membela agama Islam bersama Rasulullah saw… kebencian kepada Pendekar Islam Abadi yang dengan ketajaman pedang Dzul Fiqar-nya kepala-kepala para Aimmatul Kufri/gembong-gembong kekafiran ditebas dan kemudian arwah jahat mereka dikirim untuk menjadi bahan bakar api neraka Jahannam!
Kini Ibnu Taymiah menipu pembacanya dengan menuduh Imam Ali as. telah banyak berfatwa dan bertindak menentang nash Al Qur’an dan Sunnah!
Ia menulis dalam Minhajus-Sunnah-nya:
“Dan Syafi’i telah mengumpulkan dalam kitab “Khlilaf Ali dan Abdullah” satu juz besar ucapan-ucapan/pendapat-pendapat Ali yang ditinggalkan orang-orang/manusia karena bertentangan dengan nash atau makna nash. Dan setelahnya Muhammad ibn Nasr al Marwazi mengumpulkan lebih banyak lagi. Sebab ia apabila berdebat dengan penduduk Kufah selalu berdalil dengan nash, lalu mereka mengatakan kami mengikuti pendapat Ali dan Ibnu Mas’ud. Maka ia mengumpulkan untuk mereka banyak pendapat Ali dan Ibnu Mas’ud yang mereka tinggalkan atau ditinggalkan manusia.”
(Minhajus-Sunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim Jilid 8, hal. 299) -lihat scan diatas-
*
Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah mereka menulis buku yang menghimpun pendapat-pendapat Imam Ali as. yang menentang nash? Atau mereka sedang menulis buku yang menghimpun pendapat dan fatwa-fatwa Imam Ali yang ditinggalkan penduduk Kufah?
Di sini Ibnu Taymiah dengan terpaksa atau tanpa ia sadari telah membongkar kedok penipuan dan dustanya sendiri… Ia berkata:
.
“Dan Syafi’i dan Muhammad ibn Nshr al Marawzi telah menghimpun kitab besar tentang pendapat-pendapat Ali yang tidak diambil oleh kamum Muslim, sebab pendapat orang lain lebih mengikuti al Kitab dan Sunnah…”
(Minhajussunnah, Tahqiq Dr. Muhammad Rasyad Salim. Jilid 8, hal. 281) – Lihat Scan diatas
Jadi jelas kan bahwa mereka menulis buku yang menghimpun pendapat-pendapat Ali yang tidak diambil oleh kamum Muslim…!! Sebab -kata Ibnu Taymiah- pendapat sahabat atau orang lain lebih mengikuti Al Qur’an dan Sunnah…. Bukan Ali as. menyalahi Al Kitab dan Sunnah! Perhatikan ia menggunakan shighat tafdhil (bentuk kata yang menunjukkan lebih)… Jadi di sini ia terpaksa tidak mengatakan bahwa Ali as. menentang al Kitab dan Sunnah, ia mengikuti keduanya…. hanya saja sahabat lain atba’/ lebih mengikuti keduanya.
Kendati dalam ucapannya kali ini ia terpaksa membuka kedok kepalsuan dan dustanya… akan tetapi karena kronisnya penyakit kedengkiannya kepada Imam Ali as. yag ia derita, maka “hati nurani” Ibnu Taymiah yang bening itu pun sanggup membiarkan pengakuan semu itu mengalir tanpa racun penipuan dan kedurhakaan… Sebab ternyata al Marwazi sebenarnya menulis sebuah buku yang merangkum pendapat-pendapat Abu Hanifah yang menyalahi pendapat Imam Ali as. dan Ibnu Ma’sud!
As Subki dan adz Dzahabi menukil dari Abu Ishaq asy Syîrâzi,
“Sesungguhnya al Marwazi mengarang buku tentang masalah-masalah yang mana Abu Hanifah menyalahi Ali dan Ibnu Mas’ud ra..” [1]
Coba Anda perhatikan baik-baik kedurhakaan apa yang telah dilakukan Ibnu Taymiah terhadap Imam Ali as.!! Dimanakah sikap amanat yang diperintahkan agama bahkan terhadap musuh kita sekalipun?!
Karenanya, Allah SWT memerintahkan kita agar bertabayyun terhadap berita yang disampaikan orang fasik, sebab dikhawatirkan ia membawa berita palsu…Persis dengan kasus kita kali ini!! Sebab orang-orang fasik itu gemar memalsu dan atau memutar balikkan fakta!! Orang fasik gemar berdusta dan memalsu… Semoga laknat Allah atas orang-orang yang berdusta/Kadzibin!
Bukankah sikap ini bukti nyata kebencian Ibnu Taymiah terhadap Imam Ali as.?!
Masihkah Anda ragu bahwa Ibnu Taymiah adalah musuh Imam Ali as. yang tak henti-hentinya memuntahkan luapan kedengkian dan penghinaannya terhadapnya?!
*****************
Sebagai tambahan, artikel terkait tentang hal ini pernah kami tulis di blog ini: -”Ibnu Taymiah: Imam Ali as Banyak Menyimpang dari Nash-nash Agama” -klik disini-
Ikuti terus artikel dalam rubrik ini pasti Anda makin kenal siapa Ibnu Taymiah !!
.
Catatan Kaki
_______________________________________
[1] Thabqât asy Syafi’iyah,2/247, Siyar A’lâm an Nubalâ’,14/38 dari Thabqât asy Syafi’iyah; Asy Syîrâzi:106-107.
20 Tanggapan
1.
tips menulis buku, di/pada Juni 6th, 2009 pada 2:20 am Dikatakan: r
Begitu sukarkah menghasilkan buku, sama ada buku fiksyen, buku ilmiah atau buku bukan fiksyen? Buku individu yang hendak menjadi penulis tetapi ramai yang tidak berjaya, apatah lagi sebagai penulis yang dapat memberikan sumbangan yang bermakna di dalam dunia penulisan. Malah bukan menjadi rahsia lagi, ada yang masih lagi bermain dengan angan-angan. Mengapa anda hendak menadi penulis buku? Menulis buku dapat dilakukan sepenuh masa sebagai profesional dan dapat juga sebagai kerjaya sampingan.
Balas
2.
santoso, di/pada Juni 10th, 2009 pada 7:08 am Dikatakan: r
Luar biasa untuk penemuan ini. apakah ada terjemah kitab minhajussunnah tersebut?
___________
kami Menjawab:
Kami belum tau.
Balas
3.
Abu Azki, di/pada Juni 19th, 2009 pada 4:35 am Dikatakan: r
Apakah imam Ali itu maksum atau tanpa mempuyai dosa atau kesalahan? seandainya memang benar ada ucapan imam Ali r.a yang tidak sesuai dengan nash harus tetap dipaksakan untuk dituruti? Ibnu Taimiyyah saya kira hanya mengabarkan. beliau tidak mungkin membenci imam Ali r.a. Jangan sampai khusnuzhon yang berlebihan.
______
Kami Menjawab:
Saudaraku -semoga kita dalam lindungan Alllah- masalahnya bukan apakah Imam Ali maksum atau tidak! tapi terletak bahwa Ibnu Taymiiah mengada-ngada kepalsuan dalam masalah ini.
Coba kamu perhatikan lagi artikel saya.
Balas
4.
fuad, di/pada Juni 19th, 2009 pada 8:46 am Dikatakan: r
” tibs menulis buku ” tanggapan yang nglantur
Balas
5.
arsy, di/pada Juni 23rd, 2009 pada 4:18 am Dikatakan: r
Wallahu A’alam bis shawab, Ihdinasshirathal Mustaqiem
Balas
6.
Putri Malu, di/pada Juni 26th, 2009 pada 5:59 am Dikatakan: r
Dear Abu Azki,
Banyak perkataan Nabi yang diberikan kepada Ali Ibn Abi Thalib berkenaan dengan pribadi beliau salah satunya adalah -/+ : “Ali bersama dengan kebenaran” seandainya ini adalah perkataan dari lisan yang mulia yang dimuliakan oleh yang maha mulia dan ternyatakan ada manusia yang datang setelahnya dengan mengatakan yang bertentangan dengan yang dikatakan oleh baginda yang mulia…,
….disini ….mana yang harus diambil manfaatnya…?
Tanggapan apa yang pantas yang harus diberikan kepada penentangnya…?
Balas
7.
muhammad, di/pada Juli 10th, 2009 pada 10:25 am Dikatakan: r
ooo….bgs2….kritik lagi…habis2an….hanya kamu je yang betull…yang len sesat….kata org len menyesatkan org, tp dri sndri xsedar menyesatkan org len…
boleh jadi org yg dikritik itu, lebih bgs dari kamu…
kesian….
-bukan sesat-
Balas
8.
Segoro Kidul, di/pada Juli 16th, 2009 pada 2:24 pm Dikatakan: r
saya berharap pengkritisan kepada Ibnu Taimiah ini diteruskan sebab selama ini dia terlalu dikultuskan. saya berharap sutu saat. blog ini bisa jadi satu buku khusus tentang ibnu Taimiah
berij udul “Pemikran Kritis Ibnu Taimiah”
Balas
9.
TANZIL, di/pada Juli 30th, 2009 pada 8:15 am Dikatakan: r
assalamualaikum,
apakah anda tahu siapa itu ibnu taimiyah….??? silahkan anda membaca kitab “50 biografi ulama salaf” afwan akhi. apakah ada ulama ahlus sunnah yang menyatakan bahwa Ibnu taimiyah berbohong….?? tlong dsebutkan… ,, ana kurang yakin dengan artikel akhi.. sekarang ini banyak sekali orang menyudutkan suatu golongan dengan menghina ulama mereka…. ini jangan dipungkiri lagi.. apakah akhi tahu.. ? ibnu katsir… beliau itu muridnya ibnu taimiyah,, itu sebabnya ana kuarng yakin.. belum lagi jalaluddin asy-syuyuti… yang sangat mengagumi karya2 beliau… naudzubillah akhi…..
Balas
10.
tanzil, di/pada Agustus 2nd, 2009 pada 3:51 am Dikatakan: r
assalamualaikum akhi filah.. ana cuma memberitahukan… sebuah artikel itu tidak akan nikmat dibaca dan tidak pantas dibaca. jika seseorang yang pembaca tersebut sudah berpihak pada suatu golongan atau kelompok dan ulama yang diakuinya sendiri… maka ketika kita membca, netral kan dulu diri kita… dengan tidak berpihak pada suatu apapun.. biarkan kita pahami melalui tulisan tersebut…. setelah itu baru kita cari pendapat-pendapat lain.. yang berbeda pendapat dengannya…. itulah kita mentarjih yang mana yang lebih akurat…. jadi pada artikel ini si penulis sudah berpihak dan tetap mempertahankan dngan tidak menerima pendapat2 lain….
Balas
11.
Mr. Han, di/pada September 11th, 2009 pada 6:51 pm Dikatakan: r
Saya bingung harus menilai apa… saya kurang mengenal Ibnu Taymiah secara pribadi.. begitupun yang menulis artikel tentang Ibnu Taymiah… Ilmu saya kurang kalau harus menilai suatu hadist..hanya saja jika tidak salah… bukankah tidak boleh mengumbar aib saudaranya… soal kebencian Ibnu Taymiah terhadap Ali… bagaimana saya harus menilainya dengan kebencian terhadap Ibnu Taymiah, bukankah sama…siapakah manusia yg tak pernah salah dimuka bumi ini..??? jika boleh saya ingin bertanya, dengan niat yang tulus.. apakah penulis artikel ini pernah mengklarifikasi secara pribadi kepada Ibnu Taymiah, mengenai apa yang tidak disepakati..??
_________
Kami Jawab:
Kalau saudara bisa menghidupkan Ibnu Tay Miah kembali dan mendatangkannya di hadapan saya pasti saya akan bungkam mulut busuknya dengan hujjah kebenaran ilahi.
jadi omongan Anda:jika boleh saya ingin bertanya, dengan niat yang tulus.. apakah penulis artikel ini pernah mengklarifikasi secara pribadi kepada Ibnu Taymiah tidak bertempat di dunia akal sehat. Ibnu tay Miah sudah mati dam sekarang sedang mempertanggung jawabkan seluruh amal perbuatan dan keyakinannya….
Balas
*
Mr. Han, di/pada Oktober 19th, 2009 pada 10:52 am Dikatakan: r
hehe.. nah itu dia masalahnya mas… orangnya dah meninggal sejak lama… lalu tanpa konfirmasi ke beliau knapa beliau melakukan ini itu beliau divonis dgn cacian dan hinaan… 1. bagaimana klo bukan beliau yg bikin pernyataan itu..dipalsukan oleh pihak2 yg ingin perpecahan 2. Bagaimana jika beliau dibawah paksaan pihak2 yg berkepentingan dgn politik.. 3.dll. Saudara ku.. Lisan ini sangat mudah berucap.. dan sangat mudah berbuat salah.. tak terlepas seorang ulama.. liat bagaimana tulisan2 disini menghina seorang muslim dlm hal ini Ibnu Taymiah.. jika bnar ibnu taymiah salah.. maka saya berpendapat dia sangat gegabah memvonis seorang sahabat se level Ali Ra… begitupun penulis blog ini pun gegabah tanpa bisa menanyakan tuduhannya pada tertuduh bisa menvonis dgn pasti… Saudaraku.. kebenaran harus diungkapkan.. tapi apa harus diwarnai dgn caci maki… buat saya caci maki yg amat sangat sampai ada kata busuk kepada seorang muslim hanya pantas keluar dari mahluk yg tak pernah berbuat salah dalam hidupnya.. Saya dukung setiap kebenaran.. tapi hati2 kawan.. tak perlu menghina.. nanti balik sendiri ke anda.. adakah hadist yg menjelaskan hal itu…
Balas
12.
EKo, di/pada September 19th, 2009 pada 5:06 am Dikatakan: r
saya kira semua ahlussunnah wal jamaah sudah tau, siapa ibnu taymiah,,dan ulama di seluruh dunia pada waktu itu tahu bahwa ibnu taymiah berbahaya…!!!
rasul saw bersabda : “Kuwasiatkan kalian untuk bertakwa
kepada Allah, mendengarkan dan taatlah walaupun kalian dipimpin oleh seorang
Budak afrika, sungguh diantara kalian yang berumur panjang akan melihat sangat
banyak ikhtilaf perbedaan pendapat, maka berpegang teguhlah pada sunnahku dan
sunnah khulafa’urrasyidin yang mereka itu pembawa petunjuk, gigitlah kuat kuat
dengan geraham kalian (suatu kiasan untuk kesungguhan), dan hati hatilah dengan hal
hal yang baru, sungguh semua yang Bid;ah itu adalah kesesatan”. (Mustadrak
Alasshahihain hadits no.329)
Balas
13.
Putri Malu, di/pada Oktober 13th, 2009 pada 6:02 am Dikatakan: r
Mas Eko,
Siapa sich Khulafa Urasyidin…? yang patut kita contoh sunnahnya…?
Balas
14.
mrnoxious, di/pada Oktober 20th, 2009 pada 1:05 am Dikatakan: r
menurut saya islam seluruhnya tak ada kelogikaannya !
saya heran mengapa ,asih banyak manusia yg percya islam.
Balas
15.
Abdul Aziz, di/pada Oktober 26th, 2009 pada 3:15 pm Dikatakan: r
Sekali Sunny tetap sunni dan tidak akan bisa menjadi syiah, siap bilang Ibnu Tamiiyah benci Ali RA, ah mengada2 aja…
Balas
*
Sabiq Jauhari, di/pada November 12th, 2009 pada 9:32 am Dikatakan: r
@abdul aziz
siap bilang Ibnu Tamiiyah benci Ali RA, ah mengada2 aja…
kalo bukan buktinya apa?
itu sih bisa anda baca sendiri dalam buku-bukunya, seperti Minhajus Sunnah yang di scan diatas….
rupanya Islam anda seperti Nasrani cuman mendengar kata pendeta (kalo anda mendengar kata ustad) tidak mau merujuk langsung ke buku-buku ulama secara langsung…
atau seperti kata nasrani tuhan itu tiga tapi tetap ngotot tuhan satu…! di depan mata anda buku Ibnu taymiah -lihat scan- pernyataan Ibnu taimiah menghina/mencaci sayyida Ali tapi anda tetap bilang “Tidak”!
Kebencian Ali tidak perlu disuarakan oleh ulama syiah, tapi ulama-ulama kondang ahlussunah telah mengecam Ibnu Taymiah atas sikapnya kepada sayyidina Ali kw… makanya Ibnu taymiah dianggap munafik!!
Hanya kelompok salafy/wahabi yang memujanya, karena mereka pelanjut kaum nawashib abad ini!
Saran saya anda beli buku MinhajusSunnah, tapi yang lengkap bukan ringkasan lo… setelah itu anda buktikan sendiri bahwa pujaan anda menghina/mencaci Ali, bukan hanya Ali bahkan banyak sahabat (anda tambah dak percaya lagi kan)? makanya cepat-cepat beli bukunya!
Balas
16.
fuad, di/pada Oktober 29th, 2009 pada 6:22 am Dikatakan: r
BUAT MAS EKO, Tanzil dan lainnya:
Blog ini mengungkap fakta dlam buku Bin Taimiyah apa yg diucapkan terhadap sahabat Ali (as), kalo penulis salah mengartikan maksud Bin Taimiyah tolong tunjukkan maksud yg benar gimana? jangan malah ngalntur menasihati kesana-kemari. menurut saya tulisan ini cukup fair dan mohon dijawab dengan gaya yang sama. dan kalo tidak bisa lebih baik diam saja/ sebagai pembaca setia aja. alias jangan ikut koment.
Balas
17.
dollahhong, di/pada November 11th, 2009 pada 3:35 am Dikatakan: r
BUAT MAS ABD. AZIZ DAN SOBAT-SOBAT SALAFIEH YANG TERTUTUP MATA HATINYA….
APA ANDA RAGU DENGAN BUTKI-BUKTI YANG TERCECER DI ANTARA BUKU-BUKU DAN UCAPANNYA IBNU TAIMIYAH… BUKANKAH IMAM IBNU HAJAR TELAH MENGATAKAN BAHWA BANYAK ULAMA YANG MENGHUKUMI IBNU TAIMYAH ITU MUNAFIK LANTARAN BENCI ALI RA.
KALAU SOAL MAU TERTARIK SAMA SYIAH ATAU TIDAK ITU URUSAN KAMU SENDIRI… YANG MAU BERIMAN SILAHKAN! YANG MAU KAFIR YA SILAHKAN!
SAYA MAKIN YAKIN BAHWA KALIAN MEMANG SUDAH SAWAUN ‘ALAIHIM AN ANDZARTAHUM AM LAM TUNDZIRHUM LA YU’MINUN!
Balas
18.
syukur al jakarti, di/pada November 12th, 2009 pada 9:35 am Dikatakan: r
blog yang mantap!
tulisannya jelas, lugas, dan meyakinkan
saya jamin salafy/wahabi nggak bakalan bisa membela Imamnya (ibnu taimiah) yang rada-rada terkena sakit kejiwaan, masak pernyataannya sering kontradiksi!
Balas
[+/-] |
Seri Kebohongan “Syaikhul Islam” Ibnu Taymiah (3) |
Posted on Juni 3, 2009 by Zainal Abidin
Ibnu Taymiah: Hadis “Ali Bersama Kebenaran dan Kebenaran bersama Ali.” Kepalsuan Nyata!
Persembahan Untuk Blog -haulasyiah- dan Wahabiyyun Salafiyyun
“Tulisan dibawah ini kami lengkapi dengan bukti scan dari kitab “Minhajussunnah” karya Ibnu Taymiah, terbitan Saudi Arabia yang di Tahqiq oleh Dr. Muhammad Rasyad Salim”
Tidak sedikit hadis-hadis shahih yang dengan tanpa dasar diingkari dan divonis kepalsuannya oleh Ibnu Taymiah. Dalam artikel-artikel sebelumnya, kami telah sajikan untuk Anda data-data pengingkaran Ibnu Taymiah tersebut. Dan kini kami mengajak pengunjung untuk meneliti contoh-contoh kesesatan pikiran dan penyimpangan sikap Ibnu Taymiah terhadap Ahlulbait secara umum dan Imam Ali as. secara khusus.
Para ulama telah meriwayatkan dari berbagai jalur dari beberapa sahabat Nabi saw. bahwa beliau bersabda:
عليٌّ مع الحقِّ و الحقُّ مع عليٍّ حيثُ ولَنْ يَفتَرِقا حتى يرِدا علَيَّ الحوض يوم القيامةِ.
“Ali selalu bersama al haq (kebenaran) dan al haq selalu bersama Ali,… dan keduanya tidak akan berpisah sehingga menjumpaiku di Haudh.”
Karena hadis ini dijadikan dalil imamah oleh kaum Syi’ah maka Ibnu Taymiah kebingungan menentukan sikap obyektif untuk membantahnya, maka cara cepat siap saji yang selalu diandalkan Ibnu Taymiah adalah mengkufuri kebanaran sabda Nabi saw. tersebut.
Perhatikan Ibnu Taymiah berkata:
minhaj.4_rszMinhajussunnah Jilid 4
Minhajussunnah Jilid,4, hal. 238
“Sesungguhnya hadis ini tidak diriwayatkan oleh seorang pun dari Nabi saw., tidak dengan sanad shahih tidak juga dengan sanad dha’if/lemah. Lalu bagaimana dikatakan bahwa seluruh para ulama meriwayatkannya?
Tidakkah ada yang lebih berbohong dari orang yang meriwayatkan dari para sahabat dan ulama bahwa mereka semua meriwayatkan, sementara hadis itu tidak dikenal dari seorang pun dari mereka sama sekali? Hadis ini adalah kebohongan yang paling nyata. Andai dikatakan hadis itu diriwayatkan sebagian dari mereka, dan ia termasuk yang bisa saja disabdakan Nabi (tidak mustahil_pen), maka mungkin masih bisa diterima. Akan tetapi bagaimana (dapat diterima) padahal ia adalah kepalsuan secara pasti atas nama Nabi saw.?
(Minhajussunnah, Karya Ibnu Taymiah, Jilid 4, hal. 238-239) [1] -lihat scan diatas-
*** *** ***
Dalam keterangan di atas, Anda saksikan bagaimana Ibnu Taymiah menegaskan berulang kali dan dengan penekanan bahwa hadis itu adalah palsu atas nama Nabi saw…. Nabi saw. tidak pernah menyabdakannya sama sekali dan tidak mungkin menyabdakannya omongan konyol seperti itu!! Para sahabat tidak pernah menukilnya… para ulama juga tidak pernah meriwayatkan dengan sanad yang dha’if sekalipun apalagi dengan sanad shahih!
Apa yang ia katakan adalah vonis tegas bahwa hadis itu palsu!
Semua itu ia lakukan karena kekecewaan berat akibat kegagalannya dalam membantah kesimpulan yang disajikan seorang tokoh Syi’ah di zamanya bernama Alllamah Al Hilli dalam kitabnya Minhâj al Karamah. Andai Ibnu Taymiah berpeluang mena’wilkan dan mempelesetkan kandungan hadis Nabi saw. di atas, pastilah ia tidak akan mengambil jalan nekad mengkufuri hadis shahih sabda Nabi saw.
Akan tetapi jalan pintas yang ditempuh Ibnu Taymiah sungguh beresiko tinggi, sebab itu artinya:
A) Sebagain Ulama, khsususnya Ibnu Taymiah telah memberanikan diri menolak hadis shahih demi membela mazhab dan mematahkan argumentasi lawan.
B) Jika ternyata hadis itu shahih disabdakan Nabi saw. untuk Imam Ali –Karramallahu Wajhahu- berarti kesimpulan ulama Syi’ah adalah benar bahwa Nabi saw. menjadikan Imam Ali –Karramallahu Wajhahu- sebagai pemimpin sepeninggal beliau saw.
Dan semua itu berbahaya!
Saya tidak mengreti apa sebenarnya yang sedang merasuki jiwa dan pikiran Ibnu Taymiah sehingga ia dengan begitu gegabah dan tanpa rasa taqwa mengatakan bahwa hadis itu tidak mungkin disabdakan oleh Nabi mulia saw.!!
Apa yang ganjil dari sabda di atas? Sehingga ia mengatakan tidak mungkin Nabi menyabdakannya? Apakah ia mengandung pemberitaan yang dipastikan kemustahilannya oleh akal sehat kaum berakal seperti bergandengannya dua hal yang saling kontradiksi?
Atau sang Imam kaum Muttaqîn; Ali ibn Abi Thalib as. tidak layak menyandang kehormatan sabda Nabi saw. tersebut?
Atau ia mustahil karena Nabi saw. mengalamatkan sabda sucinya tersebut kepada Ali ibn Abi Thalib?? Maka karenanya ia harus dikatakan tidak mungkin Nabi saw. menyabdakannya!! Andai Nabi saw. mengalamatkannya untuk Mu’awiyah anak si penguyah jantung Sayyidina Hamzah ra. –paman Nabi saw.-… Andai untuk Yazid ibn Mu’awiyah… atau untuk Amr ibn al ‘Âsh atau musuh-musuh Nabi saw. dan keluarga beliau as. pastilah ia adalah wahyu suci yang wajib setiap mukmin mengimaninya! Dan sesiapa yang berani meragukannya pastilah moncong meriam pengafiran sudah siap memuntahkan fatwa kafir atasnya!!
Para Sahabat dan Para Muhadditsin Yang Meriwayatkan Hadis Tersebut!
Dalam kesempatan kali ini, saya tidak bermaksud berpanjang-panjang dalam memaparkan jalur-jalur periwayatan hadis di atas oleh para ulama dan muhaddis terkemuka kita, akan tetapi sekedar membuktikan betapa parah penyimpangan Ibnu Taymiah dan tidak adanya rasa malu ketika ia mengklaim bahwa hadis itu adalah palsu, dan tidak diriwayatkan para ulama baik dengan sanad dha’f apalagi shahih. Karenanya saya hanya akan menyebutkan beberapa nama sahabat yang meriwayatkan hadis tersebut dan para ulama ahli hadis yang mengeluarkan riwayat mereka.
1. 1. Imam Ali (Karramallahu Wajhuhu)
Hadis Imam ali as. telah diriwayatkan oleh;
1) At Turmudzi dalam Sunan-nya, pada Bab Manâqib Ali ibn Abi Thalib ra., hadis no.3798 (Tuhfah al Ahwzdi,10/217)
2) Al Hakim dalam al Mustadrak-nya,3/124 Bab Manâqib Ali as. dan ia berkata, ‘Hadis ini shahih berdasarkan syarat Bukhari dan Muslim, akan tetapi keduanya tidak meriwayatkannya.
3) Ibnu ‘Asâkir dalam Târîkh Damasqus, pada data sejarah tentang Imam Ali as. dengan hadis nomer.1169-1170.
1. 2. Ummu Salamah ra. (istri Nabi saw.)
Dari riwayat beliau telah diriwayatkan oleh:
1. Ath Thabarani dalam al Mu’jam ash Shaghîr, seperti dikutip al Haitsami dalam Majma’ az Zawâid,9/134, dan ia berkata, “Pada sanadnya terdapat Shaleh ibn Abi al Aswad, ia dha’îf.
2. Ath Thabarani dalam al Mu’jam al Kabîr, seperti dikutip al Haitsami dalam Majma’ az Zawâid,9/1345 dan ia berkata, “Pada sanadnya terdapat Salamah ibn Kuhail, aku tidak mengenalnya, adapun parawi lainnya dalam dua sanad di attas adalah tsiqât (jujur terpercaya).
3. Abu Bisyr ad Dûlâbi dalam al Kunâ wa al Asmâ’,2/89.
4. Al Khathîb al Baghdâdi dalam Târîkh-nya,14/321, ketika menyebut sejarah hidup Yusuf ibn Muhammad al Muaddib dengan nomer.7643 dengan redaksi sebagai berikut:
عليٌّ مع الحقِّ و الحقُّ مع عليٍّ حيثُ ولَنْ يَفتَرِقا حتى يرِدا علَيَّ الحوض يوم القيامةِ.
“Ali selalu bersama al haq (kebenaran) dan al haq selalu bersama Ali, dan keduanya tidak akan berpisah sehingga menjumpaiku di Haudh.”
1. Ibnu ‘Asâkir dalam Târîkh Damasqus, hadis nomer.1172, dengan redaksi:
Dari Abu Tsâbit; maulâ (mantan budak) Abu Dzarr, ia berkata, “Aku masuk menemui Ummu Salamah, maka aku menyaksikannya menangis seraya menyebut-nyebut Ali, dan ia berkata, ‘Aku mendengar Rasulullah saw. bersabada:
عليٌّ مع الحقِّ و الحقُّ مع عليٍّ حيثُ ولَنْ يَفتَرِقا حتى يرِدا علَيَّ الحوض يوم القيامةِ.
“Ali selalu bersama al haq (kebenaran) dan al haq selalu bersama Ali, dan keduanya tidak akan berpisah sehingga menjumpaiku di Haudh.”
1. 3. Sa’ad ibn Abi Waqqâsh.
Hadis riwayat darinya telah dikeluarkan oleh al bazzâr, seperti dikutip al Hiatsami dalam Majma’ az Zawâid,7/235, dengan sanad dari Muhammad ibn Ibrahim at Taimi bahwa ada seorang[2] yang mengunjungi kota Madinah sepulang dari ibadah haji, maka manusia berbondong-bondong mendatanginya dan mengucapkan salam atasnya, lalu Sa’ad masuk dan mengucapkan salam atasnya, kemudian orang itu berkata berkata, “Orang ini (Sa’ad makasunya) tidak membela kami hak kami.” Sa’ad diam tidak menjawabnya. Maka ia berkata, “Mengapakah engkau tidak berbicara?” Sa’ad berkata, “Fitnah dan kegelapan berkecamuk, lalu aku berkata kepada ontaku, ‘Ikh ikh!/ berhenti-berhenti!’, aku berhenti sehingga fitnah itu berakhir.’ Maka orang tersebut berkata, “Aku telah membaca Al Qur’an dari awal hingga akhir, aku tidak menemukan kata ikh ikh! Lalu Sa’ad berkata, ‘Jika demikian maka sesungguhnya aku mendengar Rasulullah saw. bersabda:
عليٌّ مع الحقِّ و الحقُّ مع عليٍّ حيثُ كانَ.
“Ali bersama al haq dan al haq bersama Ali dimanapun ia berada.”
Orang itu berkata, “Siapa yang mendengar sabda itu selain kamu?”
Sa’ad menjawab, ‘Nabi saw. menyabdakannya di rumah Ummu Salamah.’
Maka orang itu mengutus ke rumah Ummu Salamah untuk menanyakannya, Ummu Salamah berkata, “Benar. Rasulullah saw. menyabdakannya di rumahku. Maka orang itu berkata, kepada Sa’ad, “Aku tidak memandangmu sebiadab sekarang ini! Andai aku mendengar sabda itu dari Nabi saw. pastilah aku akan menjadi pembantu Ali hingga kematian menjemputku.”
Hadis ini diriwayatkan oleh al Bazzâr. Dan pada sanadnya terdapat Sa’ad ibn Syu’aib, aku tidak mengenalnya, dan parawi lainnya adalah parawi hadis shahih.”
Catatan Penting!
A) Coba Anda perhatikan, dalam riwayat di atas terdapat kesaksian dua orang sahabat besar Nabi saw.; Ummu Salamah istri setia Rasulullah –Radhiyallah ‘Anha/semoga Allah meridhainya- dan Sa’ad ibn Abi Waqqâsh.
B) Hadis ini telah diriwayatkan oleh al Bazzâr yang ketokohannya dalam dunia hadis tidak perlu dipertanyakan. Beliau adalah penulis kitab al Musnad yang terkenal. Darinya al Haitsami meriwayatkan, dan ia juga seorang pakar terkemuka, dan ia menegaskan ketsiqahan para perawinya, hanya saja terkait dengan Sa’ad ibn Syu’aib ia berkata, ‘Aku tidak mengenalnya.’ Dan itu bukan pencacatan, sebab berapa banyak orang yang sangat terkenal dan tidak diragukan kejujurannya, kendati demikian ia mengatakan bahwa dia tidak mengelanya, seperti ketika menyebut sebuah riwayat yang pada sanadnya terdapat nama Fatimah bint Ali ibn Abi Thalib, ia berkata, “Fatimah bint Ali ibn Abi Thalib aku tidak mengenalnya.” Padahal ia termasuk parawi yang dipakai Imam an Nasa’i, Ibnu Mâjah dalam tafsir dan ditsiqahkan oleh Ibnu Hajar al Asqallâni dalam Taqrîb at Tahdzrîb, 2/609.
1. 4. Abu sa’id al Khudri.
Sahabat lain yang juga mengabadikan sabda Nabi saw. di atas adaalah Abu Sa’id al Khudri. Hadis riwayat darinya telah dikeluarkan oleh Abu Ya’lâ. Al Haitsami berkata, “Dan dari Abu Sa’id (al Khudri), ‘Kami duduk bersama sekelompok kaum Muhajirn dan Anshar di sisi Nabi saw., maka beliau bersabda, ‘maukah kalian kuberi tahu tentang orang terbaik di antara kalian? Kami menjawab, “Yam au. Maka beliau bersabda, “Yaitu orang yang setia jajni dan baik; sesungguhnya Allah menyukai hamba yang bersih dan bertaqwa… lalu Ali melewati kami dan beliau bersabda:
الحقُّ مع ذا. الحقُّ مع ذا.
“Kebenaran bersama orang itu. Kebenaran bersama orang itu.”
Al Haitsami berkata, “Hadis ini diriwayatkan Abu Ya’lâ dan seluruh [perawinya tsiqah/jujur terpercaya.”
1. 5. Ka’ab ibn ‘Ujrah.
Hadis darinya telah diriwayatkan ole hath Thabarani dalam al Mu’jam al Kabîr. Al Muttaqi al Hindi menukil riwayat Ka’ab, ia berkata, “Akan terjadi perpacahan dan perselisihan, maka orang ini (Ali maksudnya) bersama pengikutnya berada di atas al haq.”[3]
*** **** ****
Dan selain mereka yang saya sebutkan di atas, masih banyak riwayat dari para sahabat lain seperti Ummul Mukminin Aisyah ra., Abu Dzarr ra. dan Ibnu Abbas ra. dan lainnya, sengaja tidak saya sebutkan, mengingat apa yang saya sebutkan sudah cukup membuktikan kepalsuan omongan Ibnu Taymiah yang tidak bertanggung jawab di atas.
Dan setelahnya, apa nilai ocehan Ibnu Taymiah yang mengkufuri sabda Nabi saw. di atas dengan mengatakan bahwa ia adalah hadis palsu dan tidak diriwayatkan walaupun dengan sanad dha’if sekalipun oleh para ulama?!
Bukankah nama-nama yang kami sebut (bukan dengan maksud membatasi hanya mereka) bukan ulama Ahli Hadis menurut Ibnu Taymiah?
Bukankah nama-nama harum para sahabat mulia ra. tersebut di atas tidak digolongkan sebagai sabahat Nabi saw. oleh Ibnu Taymiah?
Dari sini, kami menegaskan: Masihkan ada yang menuduh kami yang membongkar kejahatan intelektual Syaikhul Islam-nya kaum Nawâshib sebagai melecehkan ulama pawaris para nabi?!
Pantaskan kita mendiamkan kebohongan dan pesesatan yang dilakukan Ibnu Taymiah?!
Umat Islam perlu mengerti kejahatan yang dilakoni Ibnu Taymiah agar mereka dapat mengenali dengan baik kebenaran agama ini yang tegak dan berjaya berkat jasa-jasa tak terhingga Ali ibn Abi Thalib –semoga salam Allah atasnya dan semoga Allah memuliakan wajahnya - !!
[1] Minhâj as Sunnah,4/238-239.
[2] Orang yang dimaksud dalam hadis ini yang mana si perawi tidak berani menyebutkan nama terangnya adalah Mu’awiyah ibn Abi Sufyân, dan Sa’ad yang dimaksud adalah Sa’ad ibn Abi Waqqâsh.
[3] Kanz al Ummâl,11/62 hadis no.23016.
Satu Tanggapan
1.
Zainul Hasan, di/pada Juni 4th, 2009 pada 4:58 am Dikatakan: r
Subhanallah! Sungguh menyimpang dari al haq orang yang ingkar kepada sabda Sayyidiuna Rasulullah SAW tentang Imam Ali bin Abi Thalib.
Bukankah hadis ini selain shaheh seperti dipaparkan pak admin juga dikuatkan banyak hadis lainnya?1
Ada apa ya kira-kira kok Ibnu Taimiyah gampang menolak begitu aja?
Tolong wahai penggemar Syeikhul Islam berita tau aku jawabnya!
Balas