Penolakan Ibnu Taimiyah Terhadap Hadis Tsaqalain

| |


Penolakan Ibnu Taymiah Terhadap Hadis Tsaqolain

Setelah menerima kesahihan hadis Zaid bin Arqam dalam riwayat Muslim walaupun terkesan berusaha meragukannya, ia mengatakan:

“Dan lafadz ini menunjukkan bahwa yang diperintahkan agar dipegang teguh dan menjamin yang berpegang teguh dengannya tidak akan sesat adalah hanya kitabullah (Alquran) saja. Dan demikianlah telah datang dalam riwayat lain dalam Shahih Muslim dari Jabir ….”

Kemudian ia melanjutkan:

“Adapun sabda beliau ‘dan itrah-ku, sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah hingga menjumpaiku di haudh’, Tambahan ini diriwayatkan oleh at Turmudzi, Ahmad telah ditanya tentangnya ia men-dha’if-kannya, tambahan itu telah dilemahkan oleh banyak ahli ilmu (ulama), mereka mengatakan ia tidak sahih.”[1]

Dan dalam tempat lain ketika membantah kesimpulan hadis Ghadir ia mengatakan:

“… Dan yang diriwayatkan Muslim dalam Shahih-nya bahwa beliau di Ghadir Khum bersabda: “Sesungguhnya Aku tinggalkan pada kalian tsaqalain (dua pusaka berharga); kitabullah”. kemudian beliau menyebut-nyebut kitabullah dan menganjurkan agar berpegang dengannya, lalu bersabda: “Dan itrah-ku Ahlulbaitku. Aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlulbaitku (beliau ucapkan tiga kali)”. Dan hadis ini hanya diriwayatkan Muslim, Bukhari tidak meriwayatkannya.

Dan at-Turmudzi meriwayatkannya dengan tambahan: “Dan sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah hingga menjumpaiku di haudh (telaga). Dan tidak sedikit dari kalangan para huffadz yang mencacat tambahan ini, mereka berkata: sesungguhnya ia tidak termasuk hadis sabda (Nabi)…Dan hadis yang ada di Shahih Muslim, jika benar Nabi saw. telah mengucapkannya[2], tiada lain hanya berwasiat agar berpegang teguh dengan kitabullah dan ini telah beliau sabdakan di haji wada’ sebelum peristiwa Ghadir, beliau tidak memerintahkan untuk mengikuti itrah (Ahlulbait), akan tetapi bersabda: “aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlulbaitku “. Dan mengingatkan umat tentang Ahlulbait meniscayakan bahwa mereka diperingatkan tentang sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya yaitu memberikan kepada mereka hak-hak mereka dan tidak menzalimi mereka.[3]

Inilah pernyataan Ibnu Taimiyah dalam menolak kesahihan hadis tsaqalain, tepatnya tambahan yang menegaskan bahwa Alquran dan Ahlulbait tidak akan berpisah hingga hari kiamat. Dalam kesempatan ini penulis akan membatasi tanggapannya hanya pada penolakan tambahan tersebut yang ia tolak dengan tanpa menyebut alasan, seperti kebiasaannya dalam menolak hadis-hadis sahih keutamaan Ahlulbait as.

Adapun pemaknaan yang ia pahami bahwa hadis tersebut hanya memerintah umat agar berpegang dengan Alquran saja dan tidak dengannya dan dengan Ahlulbait akan kami bahas dilain waktu. Ketahuilah bahwa dalam pembicaraan Ibnu Taimiyah di atas terdapat banyak keganjilan dan kepalsuan:

1. Ia mengatakan bahwa perintah berpegang dengan itrah datang dalam riwayat at Turmudzi, perkataan itu mengesankan bahwa sabda itu hanya diriwayatkan oleh at Turmudzi saja dan tidak oleh yang lainnya. Dan itu adalah salah, sebab seperti anda ketahui bahwa hadis tersebut telah diriwayatkan oleh jumhur para ulama.

2. Tambahan yang mengatakan: ” Sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah hingga menjumpaiku di telaga” hanya diriwayatkan oleh at Turmudzi pula. Klaim itu juga salah dan sekaligus bukti ketidakjeliannya dalam meneliti hadis tsaqalain atau justru ia tahu namun ia ingin mengesankan kepada para pembaca bukunya agar membayangkan bahwa memang benar hanya at Turmudzi yang meriwayatkan.

Adanya tambahan itu telah diriwayatkan dalam banyak riwayat oleh para ulama termasuk Imam Ahmad, al Hakim dan disahihkan oleh adz Dzahabi dalam ringkasan al Mustadrak, an Nasa’i, ath Thabari, al Bazzar, ath Thabarani Ibnu ‘Asakir Abu Ya’la dan puluhan ulama lainnya. Dan beberapa riwayat Imam Ahmad yang telah kami sebutkan sudah cukup sebagai bukti ketidakbenaran apa yang ia sebutkan.

3. Anggap benar klaim bahwa tambahan itu hanya ada pada riwayat at Turmudzi, namun itu belum cukup alasan untuk menganggapnya lemah apalagi palsu, sebab seperti sudah diketahui bahwa ia telah datang dari jalur-jalur yang diakui kesahihannya oleh para ulama. Selain itu, perlu diketahui bahwa tambahan itu telah diriwayatkan oleh Abu ‘Uwanah dalam kitab Musnad-nya yang ia tulis untuk mengukuhkan kitab Shahih Muslim,[4] dan itu bukti kuat kesahihan tambahan itu.

4. Dan yang aneh adalah ucapannya ” Dan Ahmad ditanya tentangnya, ia men-dha’if-kannya “. juga tidak benar, sebab bukankah Imam Ahmad telah meriwayatkan hadis tersebut dengan berbagai jalur, baik dalam Musnad maupun dalam Manaqib? As Sayyid Alwi bin Thahir mengatakan: Sesungguhnya Imam Ahmad telah meriwayatkan hadis itu sebagaimana riwayat Muslim, beliau meriwayatkannya dengan tambahan tersebut dengan sanad Bukhari dan Muslim dan diriwayatkan oleh al Hakim dalam Mustadrak-nya dari jalur Ahmad dan disahihkan oleh adz Dzahabi, jalur-jalur hadis itu pada Ahmad dan yang lainnya banyak sekali.[5]

5. Klaim lain Ibnu Taimiyah adalah, “Tambahan itu telah dilemahkan oleh banyak ulama, mereka mengatakan ia tidak sahih.” Dan “Tidak sedikit dari kalangan para huffadz yang mencacatnya, mereka berkata sesungguhnya ia tidak termasuk sabda Nabi saw. “ ini jelas-jelas sebuah kebohongan dan kepalsuan yang tidak selayaknya terlontar dari mulut seorang Muslim awam apalagi “Syeikhul Islam”. Sebab tidak ada seorang pun yang menolak bagian itu dari hadis tsaqalain, yang ada adalah menolak total hadis seperti yang dinisbatkan Bukhari kepada Imam Ahmad atau kritik terhadapnya seperti Ibnu al Jawzi sebagaimana sudah dijelaskan sebelumnya. .

Adapun menolak bagian itu dari hadis tsaqalain tidak seorang ulama pun yang melakukannya, apalagi sekelompok ulama –seperti klaim Ibnu Taimiyah -. Lalu kalau benar bahwa ada sekelompok ulama telah menolak dan men-dha’if-kannya, mengapa ia tidak menyebutkan walau satu saja nama mereka? Bukankah itu sangat penting untuk mendukung klaim yang ia yakini? As Sayyid Alwi bin Thahir al Haddad setelah membuktikan kesahihan adanya tambahan tersebut di kalangan para ulama, beliau mengatakan: Dan dengan demikian Anda ketahui bahwa Ibnu Taimiyah menukil penolakan tambahan tersebut dari ulama nawashib atau justru ia mengikuti mereka dengan sembunyi-sembunyi, ia sesekali berterus terang dan sesekali tidak dan ia tidak menyebut satu persatu nama-nama mereka, dan ini adalah sebuah penipuan.[6]

Dan sebagaimana kebiasaan Ibnu Taimiyah dalam menolak hadis-hadis sahih tentang keutamaan keluarga Nabi saw. selalu menisbatkannya kepada kesepakan ulama atau sekelompok ulama, sementara para ulama Ahlussunah selalu berseberangan dalam klaim-klaim tersebut seperti dapat disaksikan pada kitab Minhajus-Sunnah yang ia tulis khusus untuk membantah argumentasi Syiah.

6. Dan yang perlu mendapat sorotan adalah perkataannya, “Dan hadis ini hanya diriwayatkan oleh Muslim, Bukhari tidak meriwayatkannya.” Hal itu adalah sebuah upaya untuk membentuk opini bahwa tidak diriwayatkannya sebuah hadis oleh Bukhari adalah bukti adanya cacat dan kelemahannya. Akan tetapi perlu diketahui bahwa hal itu justru menimbulkan tanda tanya besar, mengapa ia tidak meriwayatkan hadis sahih yang sangat masyhur dan kuat jalur-jalur periwayatannya, bahkan berdasarkan syarat–syarat Bukhari sendiri? Selain itu berdalil dengan alasan seperti itu adalah logika keliru, karena berapa banyak hadis yang ada dalam Shahih Muslim namun tidak diriwayatkan oleh Bukhari dan sebaliknya serta berapa banyak hadis–hadis yang diriwayatkan oleh penulis kitab-kitab Sunan yang tidak ada dalam Bukhari dan Muslim. Dan cara berargumentasi seperti itu biasanya dipergunakan oleh mereka yang ingin menyepelekan sebuah hadis karena tidak sesuai dengan paham yang diyakininya. Al Qasimi dalam kitab Qawaid al Tahdiitsnya dalam pasal 5 tentang al jarh wa at Ta’dil, menulis sebuah judul: Meninggalkannya Bukhari periwayatan sebuah hadis tidaklah melemahkan staus hadis itu. Kemudian ia mengutip komentar Ibnu al Qayyim dalam kitab Ighatsat al Lahfaan.[7] Ibnul Qayyim menyalahkan cara berpikir seperti itu, ia berkata: “Dan tidak merusak sedikit pun kesahihan hadis itu karena hanya Muslim sendiri (tidak dengan Bukhari pula) yang meriwayatkannya.

Kemudian apakah ada yang dapat menerima argumentasi seperti itu pada setiap hadis yang hanya diriwayatkan oleh Muslim (tanpa Bukhari)?! Apakah Bukhari pernah mengatakan bahwa, “Hadis yang tidak saya masukkan dalam kitabku berarti batil dan bukan hujah atau dha’if?” Berapa banyak Bukhari sendiri berhujah dengan hadis yang tidak tersebut dalam Shahih-nya dan berapa banyak pula hadis yang sahih yang ada di luar Shahih Bukhari?”Al Allamah as Sayyid Alwi menambahkan, “Dan kami tambahkan, seandainya Bukhari benar-benar telah mengatakan, ‘Setiap hadis yang ada di luar kitab Shahih-ku adalah batil.’ niscaya ucapannya tidak dapat diterima, sebab ia bertentangan dengan ucapan para ulama dan huffadz lain yang telah menyahihkan banyak hadis yang berada di luar Shahih Bukhari. Bukhari bukanlah hujah (pemegang otoritas) atas mereka dan mereka tidak selayaknya meninggalkan hafalan dan ilmu mereka hanya karena omongan Bukhari, sebab Bukhari tidak maksum.

Dan bukankah hadis yang diriwayatkan Muslim sendirian kecuali seperti hadis yang diriwayatkan Bukhari sendirian (tanpa Muslim)….Dan para penyandang paham bid’ah mengatakan, ‘Hadis ini tidak ada dalam Shahih Bukhari.’ dan kadang mereka mengatakan, ‘Hadis itu hanya diriwayatkan oleh Muslim, Bukhari mensucikan dirinya dari meriwayatkannya (tidak mau meriwayatkannya)…’”[8]

Dalam kesempatan lain, setelah menyebut penolakan Ibnu Taimiyah terhadap adanya tambahan tersebut, beliau menegaskan, “Ini adalah omongan orang-orang khawarij dan nawashib yang menganggap Amirul Mukminin Ali as. sesat dan fasik dan di antara mereka ada yang mengingkarinya, adapun penukilannya dari Ahmad bahwa beliau men-dha’if-kannya, tidak dapat dipercaya dan telah lewat pada awal pembahasan data yang menunjukkan bahwa sebagian pengikut (murid-murid) Ahmad menukil dari Ahmad sesuatu yang tidak ia katakan . ..”[9]

Dalam kesempatan lain beliau juga menegaskan, “Sesungguhnya Ibnu Taimiyah hanya mengingkari adanya tambahan “Sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah hingga menjumpaiku di telaga (haudh)”. Dalam penolakannya ia berpendapat seperti pendapat orang-orang nawashib (pembenci Ahlulbait as.) tentang Ali as. Dan apabila sebuah hadis bertentangan dengan sebuah bid’ah maka pendapat penyandang bid’ah itu atau orang yang tertuduh dengannya tidak dapat diterima dalam pen-tadh’if-an hadis tersebut.[10]

Demikianlah tanggapan penulis atas penolakan sebagian ulama terhadap hadis tsaqalain.

___________________________________________________

[1] Minhaaj as Sunnah, 4/104-105.

[2] Sikap penolakan dan meragukan akan kesahihan hadis tersebut yang ia utarakan dengan segala cara. “Mereka berkehendak memadamkan cahaya Allah akan tetapi Allah akan menyempurnakan cahaya-Nya walau mereka tidak menyukainya.”

[3] Minhajus-Sunnah, 4/85.

[4] Dalam istilah Ulama kitab yang dikarang untuk mengkukuhkan hadis-hadis dalam sebuah kitab hadis tertentu dengan menyebut jalur lain disebut mustakhraj.

[5] Al Qaul al Fashl, 2/450.

[6] Al Qaul al Fashl, 2/451.

[7] Qawaid at Tahdiits:180 dan Ighatsat al Lahfaan:160

[8]Ibid, 2/215.

[9] Ibid., 2/431

[10] Ibid., 2/450.


17 Responses to “Penolakan Ibnu Taimiyah Terhadap Hadis Tsaqalain”

  1. ass. wr. wb.

    alhamdulillah dilalah saya temukan blog dan tulisan yang bagus ini, selamat atas blog nya mas…. eh ustad!

    saya pingin komen sedikit saja tentang klaim Ibnu Taymiyah,

    kutip:

    [Kemudian ia melanjutkan: “Adapun sabda beliau ‘dan itrah-ku, sesungguhnya keduanya tidak akan berpisah hingga menjumpaiku di haudh’, Tambahan ini diriwayatkan oleh at Turmudzi, Ahmad telah ditanya tentangnya ia men-dha’if-kannya, tambahan itu telah dilemahkan oleh banyak ahli ilmu (ulama), mereka mengatakan ia tidak sahih.”

    hadist tsaqolain itu teks nya kan mengatakan “Inni taroktu fi kum ats-tsaqolain = Aku tinggalkan dua pusaka” yaitu al_Qur’an dan al-Itrah. kalo di katakan oleh Pak Syekh Ibnu Taymiyah bahwa kata “Itrah” itu tambahan, berarti hanya ada satu pusaka dong (ats-tsaql) bukan ats-tsaqolain (dua pusaka)? lalu dimana pusaka yang satunya? disembunyikan Pak Syekh Ibnu Taymiyah kali? gimana ustad?

    saya tunggu tulisan-tulisan lainnya tentang Ibnu Taymiyah, kayaknya blog ini mengkhususkan kajian tentang Ibnu Taymiyah ya mas?
    saya sangat mendukung sekali. untuk studi banding pemikiran Ibnu Taymiyah/Salafy dari sudut/persepektif yang lain.

    semoga sukses selalu ustad……. Amin!

  2. Itulah kehebatan matematika Ibnu Taymiah yang menganggap dua adalah satu. Dan kalau tidak begitu, bukan Ibnu Taymiah namanya.
    Terima Kasih

  3. makasih ada pembahasan tentang ibnu taimiyah. tapi sebenarnya saya sedang menbutuhkan data tentang pemikiran besar Ibnu Taimiyah. saya mahasiswa politik semester 2, dan di perkuliahan saya ada mata kuliah pemikiran politik islam. kebetulan saya mendapat tugas membuat maklah tentang pemikiran Ibnu taimiyah. tapi saya belum tau sama sekali apa pemikiran beliau. jadi saya butuh info yang lebih rinci tentang pemikirannya. terima kasih

  4. Satu komentar..
    Harap artikel dipisahkan dengan paragraf-paragraf.

    Pusing bacanya mas…

    __________________________

    Salam,

    Terima kasih atas masukannya mas awam,
    Insya Allah akan kita perbaiki, maklum kita pendatang baru di dunia per-”blog”-an, jadi masih belajar!

  5. Assalamu’alaikum…

    Kayaknya tulisan ini ditulis untuk menyudutkan Syaikhul Islam (buku apa yang dikarang Ibnu Taimiyah yang membenci Ali ataupun kalangan Ahlulbait ? ) Mungkin pembuat situs ini Kalangan Syiah Rafidhah ( para penyembah Ali ra ), padahal Ali ra adalah sahabat yang mulia !!! Saya sudah mengerti dari Ustad2 ahlussunah selama ini Kaum Zindik Syiah ingin membelokan perjuangan Islam berkedok cinta Ahlulbait !!! Wahai kaum muslim kembalilah kalian kedalam Islam dengan pemahaman Salafussholeh, generasi terdahulu !!! Jauhilah pemikiran sesat dan perbuatan bid’ah !!!

    ******************
    -Jawaban Kami-

    Salam bagi yang membuka hatinya untuk kebenaran!
    Bloog ini dibuat untuk membeber apa adanya Ibnu Taymiah dan membuktikan penyimpangannya serta kebenciannya kepada Imam Ali. Kalau hal demikian itu dianggap menyudutkan Syeikhul Islam Anda, itu sih terserah Anda! Yang pasti mereka yang paling kesakitan dan menjerit-jerit ketika Syeikhul Islamnya dikritik dan ditelanjangi adalah kaum Wahabi dan yang tidak mengenal sejatinya Ibnu Taymiah itu siapa.

    Kalau kamu mau tau buku apa yang ditulis Ibnu Taymiah ya baca Minhaj as Sunnah, seperti yang disebutkan dalam bloog ini dengan bukti dan jilid serta halaman. Saya khawatir kamu tidak membaca atau mengerti dengan baik tulisan dalam bloog ini. Apa perlu bukti lagi mas setelah pernyataan-pernyataan Ibnu Taymiah yang ngawur itu?!

    kamu curiga bahwa blog ini dikelolah orang Syiah Rafidhah yang menyembah Ali!! Aneh mas! Apa kamu pikir yang punya akal sehat dan kestiaan kepada Ali hanya orang syia’ah aja. Apa kamu anggap yang siap membela Ali dari kecaman Anak Taymiah hanya orang Syi’ah! kecurigaan kamu membuktikan bahwa kaum Wahabi menganggap demikian.

    kalau wahabi mas, pasti tidak mungkin membela Ali dan ahlul Bait! Tidak mungkin mengkritik Ibnu Taymiah. Tunjukan mas satu aja buku orang wahabi yang mengkritik Ibnu Taymiah! Tunjukkan buku Wahabi yang membela Ali!

    Tidak ada yang menyembah Ali mas, Orang Syiah kapan menyembah Ali. Wahabi aja yang sok bertauhid, padahal mereka paling tidak mengerti batasan-batasan Tauhid dan Syirik. Tawassul kepada Nabi saw dan para wali kata Wahabi Syirik! kalau bertawasssul dengan tentara AS, apa hukumnya, apa syirik juga!

    Anda jangan bermimpi di siang bolong mas dengan mengajak kembali kepada salafusholeh! Siapa salaf yang kamu maksud? Mu’awiyah, Yazid atau gembong-gembong munafik lainnya? Salaf kamu ndak jelas, dan saling cakar-carakan!

  6. Mantapppp….dan memang salafnya mereka adalah semuanya…ngga pandang bulu…semestinya bulu kepala saja yang diperhatiin…eh malah bulu ketiak bahkan bulu…ma’af sensor ajalah…yang mereka juga pakai. Para laknatullah alaihim juga dirujuk. Alloh mencap mereka munafikin eh ujug-ujug disebutnya ridhwanalloh alaihim….radhioallohu anhum dll…memang para kenthirin (kenthir=gila) sungguh tidak tahu diri.

    ************************
    -Jawaban Kami-

    Salam mas Andra, anda boleh tidak setuju dengan mereka, tapi usahakan jangan ngomel-ngomel. Doakan saja semoga mereka diberi hidayah Allah.

  7. hayuu hayuu…jangan brantem ah.

    Allah sudah menerangkan dalam Al-Qur’an bahwa akan ada golongan-golongan yang masing-masing bangga dengan apa yang ada di sisinya.

    Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing).

    (Al-Mu’minuun : 53)

    Dan Allah mengancam orang-orang yang berpecah belah ini.

    Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.
    (Al-Mu’minuun : 53)

    Adanya golongan-golongan dalam Islam ini sudah diprediksikan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, tentunya atas pemberitahuan dari Allah.

    Dari ‘Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, dia berkata:

    Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam membuat garis dengan

    tangannya kemudian bersabda: “Ini jalan Allah yang lurus.” Lalu beliau

    membuat garis-garis di kanan kirinya, kemudian bersabda: “Ini adalah

    jalan-jalan yang bercerai-berai (sesat) tak satu pun dari jalan-jalan

    ini kecuali di dalamnya terdapat syaitan yang menyeru kepadanya.”

    Selanjutnya beliau membaca firman Allah Jalla wa Jalla: “Dan bahwa

    (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka ikutilah dia,

    janganlah kalian mengikuti jalan-jalan (yang lain) karena jalan-jalan

    itu mencerai-beraikan kamu dari jalanNya. Yang demikian itu

    diperintahkan oleh Allah kepadamu agar kamu bertaqwa” (Al-An’aam: 153)

    (HR. Ahmad, Ad-Darimy dan Hakim)

    Dari Auf bin Malik, dia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi

    Wasallam bersabda:

    “Yahudi telah berpecah menjadi 71 golongan satu golongan di surga dan

    70 golongan di neraka. Dan Nashara telah berpecah belah menjadi 72

    golongan, 71 golongan di neraka dan satu di surga. Dan demi Allah yang

    jiwa Muhammad ada dalam tangan-Nya ummatku ini pasti akan berpecah belah

    menjadi 73 golongan satu golongan di surga dan 72 golongan di neraka.”

    Lalu beliau ditanya: “Wahai Rasulullah siapakah mereka ?” Beliau

    menjawab: ‘Al Jama’ah’.”

    (HR. Ibnu Majah)

    Dari Abdullah bin Amr, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda : “……………………………………..Semua golongan tersebut tempatnya di Neraka, kecuali satu, (yaitu) yang aku dan para sahabatku berjalan di atasnya.”

    (HR.Tirmidzi)

    Islam adalah agama yang sudah dan paling sempurna, sebagaimana firman Allah :

    ……………Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.

    (Al-Maa-idah : 3)

    Adapun orang-orang yang senantiasa berpecah serta memisahkan diri dari jama’ah, itu adalah keinginan mereka sendiri atas dorongan hawa nafsu mereka yang dikuasai oleh syaithan. Susahnya, apabila mereka kita nasihati, maka mereka akan marah karena mereka sudah taqlid kepada para ulamanya, serta mereka merasa bahwa ajarannya itulah yang paling benar. Keikhlasan untuk kembali kepada kebenaran sudah tertutup oleh kebanggaan akan golongan masing-masing.

    Karena itu saudaraku, janganlah anda berkecil hati. Kita tetap berkewajiban menasihati mereka untuk kembali kepada Al-Quran serta sunnah-sunnah shahih dan menjalankannya dengan penuh keikhlasan dan senantiasa berpegang kepada tali Allah yang kokoh. Kitapun wajib menerima apabila ada orang yang menasihati kita, sepanjang nasihatnya itu sejalan dengan apa-apa yang ada dalam Al-Quran dan sunnah shahih. Kuncinya adalah ikhlas.

    Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, dan ingatlah akan nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu (masa Jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadilah kamu karena nikmat Allah, orang-orang yang bersaudara; dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari padanya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu, agar kamu mendapat petunjuk.

    (Ali-Imran : 103)

    wAllahul muwafiq.

    *************************
    -Jawaban Kami-

    Salam Pak maman…
    Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai, (Shadaqallahul Adzim)

    Tentang hadis 73 sekte itu lho yang katanya hanya satu selamat, apa shahih hadisnya? Apa ndak enak yang 72 masuk surga yang satu masuk neraka?

  8. Assalamualaikim ww,
    Terlepas dari masalah sunni-syiah, Cobalah pake istilah yang paling sederhana supaya masing2 jangan berantem yach!!!.Yaitu :” OJO DUMEH”.
    - ‘OJO DUMEH’ Sunni
    - “OJO DUMEH” syiah
    - “OJO DUMEH” kutu buku
    - “OJO DUMEH” udah keliling negara2 arab
    - DST….DST
    Mudah2an semuanya jadi akur, sing podo nyopo lan gotong royong mbangun negoro menjadi toto titi tentrem gemah ripah loh jinawi. Saya tunggu dari Sunni atau Syiah menjadi senopati ing ngalogo sayiidin panoto gomo. Ngerti ora so..o..o..n ? jangan gagal maning-gagal maning

  9. Salam pak admin

    artikel-artikelnya berbobot, nyatanya banyak wahabi dan ustad-ustadnya tidak sanggup memberikan bantahan dan pembelaan terhadap Imam agung dan “syeikhul Islam”-nya yang jelas-jelas membenci keluarga Rasul DAN MENCINTAI SERTA MEMBELA MUSUH-MUSUH AHLUL BAIT YAITU BANI UMAYAH.

    baru kali ini saya lihat aktifitas wahabi surut, mereka hanya bisa mencaci maki saja…. logika orang-orang bodoh dan idiot…

    DALAM KUTIPAN ARTIKEL DIATAS IBNU TAYMIA MENOLAK SALAH SATU PUSAKA YANG DIWASIATKAN NABI saw. entah pusaka yang satunya disimpan dimana oleh ibnu taymia, kemudian ibnu taymiah berkata:

    __________________________
    ……..beliau tidak memerintahkan untuk mengikuti itrah (Ahlulbait), akan tetapi bersabda: “aku ingatkan kalian kepada Allah tentang Ahlulbaitku “. Dan mengingatkan umat tentang Ahlulbait meniscayakan bahwa mereka diperingatkan tentang sesuatu yang telah disebutkan sebelumnya yaitu memberikan kepada mereka hak-hak mereka dan tidak menzalimi mereka. [3]
    ___________________

    si ibnu taymiah berkata: ….MENGINGATKAN UMAT TENTANG AHLULBAIT MENISCAYAKAN BAHWA MEREKA DIPERINGATKAN TENTANG SESUATU YANG TELAH DISEBUTKAN SEBELUMNYA YAITU MEMBERIKAN KEPADA MEREKA HAK-HAK MEREKA DAN TIDAK MENZALIMI MEREKA…. lalu apakah ibnu taymiah lakukan amanat rasul saw? apakah ibnu taymiah tidak mendzalini keluarga suci beliau? TERBUKTI IBNU TAYMIAH MEMBELA MATI-MATIAN PARA TIRAN BANI UMAYAH MEMBELA PEMBUNUHAN MUAWIYAH ATAS CUCU NABI HASAN BIN ALI as, MEMBELA YAZID BIN MUAWIYAH laknatullah alaih ATAS PEMBUNUHANNYA TERHADAP HUSIN BIN ALI as.

    INILAH BUKTI KECINTAAN IBNU TAYMIAH KEPADA RASUL DAN KELUARGNYA…

    MUNGKIN IBNU TAYMIAH LEBIH MENGHARAP SYAFA’AT BANI UMAYAH KETIMBANG SYAFA’AT NABI SAW…

    YA Rasulullah beginalah perlakuan orang yang dianggap “syeikhul islam” terhadap keluargamu…
    MENGAKU MENCINTAIMU TETAPI MEMBELA MUSUH-MUSUHMU DAN MUSUH-MUSUH KELUARGAMAU

    TIDAK CUKUP DENGAN IBNU TAYMIAH pembelaan atas kejahatan musuh-musuhmu dan keluargamu wahai rasulullah sekarang dilanjutkan olen pengikutnya wahabiyyuN… yang tidak menggunakan otaknya..

    ALLAHUMMA SHOLLI ALA MUHAMMAD WA ALA ALI MUHAMMAD

    WA LAKNATULLAHI DAIMAN ALA A’DAIKA WA A’DAI AHLI BAITIKA YA RASULLAH… !!

  10. Tentang hadis 73 sekte itu lho yang katanya hanya satu selamat, apa shahih hadisnya? Apa ndak enak yang 72 masuk surga yang satu masuk neraka?

    Haditsnya gak shahih ya??Bisa dijelaskan letak ketidak shahihannya? Kalo yang 72 masuk surga dan yang 1 masuk neraka, trus yang satu itu golongan apa?

  11. salam,

    wahai kaum salafi pecahan dari wahabi, kalo kalian sedikit saja…… gunakan akal kalian untuk berfikir, maka akan terbuka
    mata kalian utk membuka jalan dari taklid buta kalian, mintalah hidayah dari Allah SWT. semoga bermanfaat……

  12. syiah bukanlah Islam. syiah adalah agama baru yang mengatasnamakan Islam.

    hakekat.com

    Kami menjawab:

    Terima kasih saudara telah menujukkan jati diri saudara sebagai TUKANG VONIS KAFIR!!!

  13. Ibnu Taymiah bukanlah pemalsu mazhab salaf.

    kesesatan Syiah
    Di dalam ajaran Islam tak ada yang namanya mut’ah (kawin kontrak yang dikenal di indonesia).Krena kawin kontrak dilakukan dengan akad antara si pria dan wanita, TANPA SAKSI, TANPA WALI. dan adanya akd yang menyatakan samapai masa habisnya 2 or 3 bulan ,tergantung akad.
    bagaimana kawinnya jika 3 jam didalam akad??Enak dunkz pelacuran jadi bisa kek gini. Misalnya seorang pria idung belang bawa uang sejuta neh,truz datang ke panti pijat or tempat pelacuran. truz bilang dech “saya nikahi kamu dengan mahar 1 jt selama 3 jam” ..ha..ha..ha..legalitas pelacuran dilakukan oleh Syi’ah.

    terlalu panjang dech buat di ceritain. klo mo tau yang lebih lengkap baca aja di hakekat.com.

    Tapi kesimpulannya, “syi’ah bukan Islam”
    syi’ah sama kek ahmadiyah,

    mo tau g siapa khomeini,ulama syi’ah yang terkenal itu lho gue uda baca,,artikelnya….
    iiiiiiiiiiiiiiiii…ngeri..seorang khomeni bisa kek gini ya….
    anehnya jadi ulama lagi…kacau dech syi’ah..
    banyak artikel yang bisa di download.
    jadi sekarang anda pilih mana
    Pilih rasulullah or pilih khomeini??


    Kami menjawab:

    Gegabah dalam mengafirkan sesama Muslim adalah kebiasaan kaum Wahhabiah….
    Para ulama Islam, khususnya yang berilmu dan berwawasan tidak pernah akan mengafirkan Syi’ah…. Ibn Taymiah sendiri tidak mengatakan Syi’ah kafir! Jadi saudara ini pengikut siapa?

    Masalah mut’ah adaalah masalah khilafiyah…. hukum mut’ah pernah disyari’atkan di zaman Nabi saw….. para ulama Ahlusunnah mengatakan hukum nikah itu telah dimansukhkan sedangkan ulama Syi’ah menagatakn tidak!

    Menurut saudara seorang dikatakan Muslim itu apabila telah memenuhi syarat apa? dan apakah Syi’ah atau kelompok lainnya dalam Islam tidak memiliki syarat itu?
    tolong jawab dengan ilmiah! bukan dengan hawa nafsu!

  14. FPIT (Front Pembela Ahlul Bait) :

    Ibnu Taimiyah lebih mencintai Yazid bin Muawiyah daripada Mencintai Cucu Nabi Imam Husen

    Ibnu Taimiyah lebih Seorang Pemabuk daripada Mencintai Seorang yang disucikan Alloh (Ahlul Bait)

  15. FPIT (Front Pembela Ahlul Bait) :

    Ibnu Taimiyah lebih mencintai Yazid bin Muawiyah daripada Mencintai Cucu Nabi Imam Husen

    Ibnu Taimiyah lebih mencintai Seorang Pemabuk daripada Mencintai Seorang yang disucikan Alloh (Ahlul Bait).

    ini terbukti dalam fatwa-fatwanya yang mengaburkan Fakta (Bukti yang telah teruji kebenarannya) Sejarah Islam.

  16. mencari kebenaran adalah sesuatu yang tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan. apalagi jika pemikiran buta dan taqlid buta sudah melekat di kepala kita masing”.saya harap orang sunni mau membaca sejarah yang ditulis oleh orang syi’ah, sunni dan orang yg tidak memihak salah satunya, begitu juga untuk orang syi’ah. dari sejarah ketiga kelompok itulah sehingga kita memiliki gambaran mengenai apa yg terjadi pada masa lalu. anehnya sekarang ini adalah sunni hanya membaca buku sunni saja termasuk mengenai syi’ah lalu menarik kesimpulan seolah kesimpulan tersebut mutlak benarnya tanpa kesalahan.

  17. Saya cinta Ahlul Bait tapi tetap Mengikuti Quran dan Sunnah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.