Bantahan Atas: “haulasyi’ah” Ibnu Taymiah Bukan Ahlusunnah (2)

| |


Bantahan Atas: “haulasyi’ah” Ibnu Taymiah Bukan Ahlusunnah 1

Membantah Artikel -haulasyiah- ( lihat disini )

Ibnu Taymiah Di Mata Imam Abu Hayyan Al Andalusi

Ketika Kaum Wahhabi Mengaku Ahlusunnah!

Akhir-akhir, setelah marak dan gencarnya seruan kepada ajakan Wahhabiyah, para juru dakwah dan penganjur sekte tersebut berusaha menawarkan barang jajanan mereka dengan berbagai cara, tidak terkecuali dengan mengaku sebagai pewaris tungal Mazhab Salaf. Klaim sebagai Ahlusunnah juga menjadi bagian dari propaganda mereka tersebut…. Bahkan yang lebih menggelikan mereka mengklaim dengan tanpa malu dan mengabaikan semua etika dan penggunaan istilah dan penamaan bahwa hanya merekalah (kaum Wahhabiyah) yang Ahlusunnah…. Yang lain bukan! Asy’ariyah bukan Ahlusunnah! Al Maturidiyah bukan Ahlusunnah!

Sebagaimana juga usaha ngotot mereka lakukan untuk membersihkan nama-nama tokoh Ahli Bid’ah dan kaum Mujassimah atau Musyabbihah, utamanya. Ibnu Taymiah yang namanya sudah tercoreng sedemikian rupa di mata para tokoh dan imam Ahlusunnah wal Jama’ah karena penyimpangan dan kesesatan pendapat-pendapatnya. Untuk tujuan ini mereka tak segan-segan bahkan untuk menampilkan keterangan-keterangan yang tidak bernilai sekalipun, seperti misalnya komentar seorang tokoh ulama tertentu yang memuji Ibnu Taymiah, sementara di kemudian hari, setelah mengetahui kesesatan dan penyimpangan pendapatnya ia mengecam dan mencacat Ibnu Taymiah…. Komentar pertama karena menguntungkan sekte Wahhabiyah dikutip oleh juru bicara mereka, sementara komentar yang mengecam, mereka rahasiakan! Sebuah “kejujuran sikap” yang hampir tidak dimiliki kecuali oleh kaum Wahhabi!

Di bawah ini, akan saya ajak pembaca –Rahimahullah- untuk mengenali jati diri Ibnu Taymiah sebagaimana diperkenalkan oleh para tokoh ulama, khususnya yang hidup se zaman dengannya, seperti Abu Hayyan al Andalusi dan adz Dzahabi, Imam Taqiyyuddin as Subki dkk. dan atau para ulama yang menukil secara jujur dari para pendahulu yang hidup se zaman dengan Ibnu Taymiah atau se zaman dengan murid-muridnya.

Abu Hayyan Tak Henti-hentinya Melaknati Ibnu Taymiah

Ibnu Hajar al Asqallani berkata, “Dahulu ia (Abu Hayyan) mengagungkan Ibnu Taymiah dan memujinya dengan sebuah qashidah. Kemudian ia menyimpang darinya dan menyebutnya dengan semua keburukan dan menisbatkannya kepada pendapat tajsîm (meyakini posturisasi Dzat Allah). Ada yang mengatakan bahwa (sebab ia mengecam Ibnu Taymiah) adalah ia menyaksikan pendapat Ibnu Taymiah dalam kitabnya al Arsy, lalu ia mengecamnya sebagai Mujassim (orang yang meyakini konsep tajsîm).”[1]

Kitab al Arsy adalah paling jeleknya kitab Ibnu Taymiah. Az Zabîdi berkata, ‘As Subki berkata, ‘Kitab al Arsy adalah paling jeleknya, aqbah kitab-kitabnya (Ibnu Taymiah).… dan ketika Syeikh Abu Hayyan memerhatikannya, ia tak henti-hentinya melaknati Ibnu Taymiah sampai ia mati. Padahal dahulu ia mengagungkannya.’”[2]

Komentar Abu Hayyan Tentang Kesesatan Ibnu Taymiah

Adapun komentar Abu Hayyan tentang kesesatan pandangan ketuhanan Ibnu Taymiah adalah sebagai termaktub dalam kitab tafsir beliau al Nahru al Mâd Min al bahri al Muhîth. Ia berkata pada tafsir ayat al Kursi, “Aku membaca dalam sebuah kitab karangan Ahmad Ibnu Taymiah –seorang yang hidup di masa kami- buku itu dengan tulisan tangannya sendiri yang ia beri judul kitab al Arsy bahwa: Allah –Ta’ala- duduk di atas kusri dan Dia menyisakan sebagian darinya agar Dia mendudukkan Rasulullah saw. di samping-Nya. Kami mendapatkan buku itu setelah usaha keras yang dilakukan oleh at Tâj Muhammad ibn Ali ibn Abdul Khaliq al Bâranbâri, ia berpura-pura menampakkan diri sebagai penganjur kepada ajakannya, kemudian ia berkesempatan mendapatkan buku itu dan kami baca keterangan itu di dalamnya.”[3]

Penyimpangan keyakinan Ibnu Taymiah dalam masalah ketuhanan dan sifat-sifat-Nya adalah sesuatu yang nyata… ia seorang Mujassim dan diyakini para ulama Islam sebagai Pembid’ah. Saya tidak akan berpanjang-pangjang dalam membuktikannya, sebab dalam artikel lain insya Allah akan kami bongkar masalah ini. Di sini saya hanya akan menyebutkan sedikti komentar para ulama Ahlusunnah tentangnya.

Az Zarqâni berkata tentang sifat serban Rasulullah saw. dan mengapa beliau memberinya ekor, “Ibnu Taymiah berkata, ‘Sesungguhnya ketika Rasulullah melihat Tuhannya (dengan mata telanjang) meletakkan tangan-Nya di atas pundak beliau, maka dari itu beliau memuliakan tempat itu dengan mengulurkan sisa kain serban ke atas pundak beliau… akan tetapi al Iraqi berkata setelah menyebut keterangan itu, ‘Kami tidak mendapatkan hadis tentangnya sama sekali.’… Makki berkata, ‘Pendapat ini adalah termasuk dhalâl, kesesatan Ibnu Qayyim dan gurunya; Ibnu Taymiah, sebab pendapat itu didasarkan atas pendapat mereka berdua bahwa Allah itu bertempat dan berpostur…. Al Munnâwi berkata, ‘Adapun keduanya termasuk pembid’ah (penyandang akidah bid’ah) itu pasti adanya. Adapun pendapat itu hanya sekedar ditegakkan di atas dasar keyakinan mereka tentang posturisasi Allah maka itu tidak… !”

Jadi kesesatan Ibu Taymiah sebagai Ahli Bid’ah adalah hal pasti yang tidak perlu diperpanjang lagi pembuktiannya bagi yang mau sadar dan mengerti. Begitu juga dengan Ibnu Qayyim… karenanya, kaum Wahhabi akan bangkit bak kerasukan setan ganas apabila kedua “Nabi Junior” mereka disentuh dan dibongkar kesesatannya!

Sebagaimana juga kemsyhuran pandangan tajsîm-nya adalah hal pasti!

Jadi apakah teman-teman Wahhabi masih “ngotot” mengelabui kaum awam dengan tipuan murahan yang menampilkan Ibnu Taymiah sebagai imam agung Ahlusunnah, Syeikh Islam sejagat yang tak terlaknat dan Pemberangus Bid’ah, Pewaris Mazhab Salaf!!

Apakah dengan menampilkan pernyataan Lajnah Daimah lil Buhutsil Ilmiyyah wal Ifta’ (Dewan Fatwa Arab Saudi):

Yang diketuai oleh: Syaikh Abdul ‘Aziz bin Abdullah bin Bazz

Wakil: Syaikh Abdurrazzaq ‘Afifi

Anggota: Syaikh Abdullah Ghudyan dan Syaikh Abdullah Qu’ud bentukan tokoh-tokoh Sekte Wahhabi di AS (Arab Saudi) dan dengan menyebut beberapa nama kyai Wahhabi lulusan ‘madrasah Takfiriyah” di Najd, ia akan menipu kaum awam Ahlusunnah?!

Apa yang Anda lakukan itu tak ubahnya seperti yang disebutkan dalam pepatah Arab: Ia tidak memiliki saksi selain ekornya sendiri.

Wallahul Hâdi Ila Sabîlir Rasyâd.

Tentang gelar Syeikhul Islam untuk Ibnu Taymiah akan kami bahas dalam kesempatan lain insya Allah.


[1] Al Durar al Kâminah,4/308.

[2] Ithâfu as Sâdah al Muttaqîn,1/106.

[3] Al Hanru al Mâd,1/106


One Response to “Bantahan Atas: “haulasyi’ah” Ibnu Taymiah Bukan Ahlusunnah (2)”

Kesemua Majlis Ilmu seperti jadual dibawah ini akan diadakan di Masjid Baitul Aman 102 Jalan Damai di Jalan Ampang, Kuala Lumpur:

Majlis Bacaan Ratib Al-Haddad serta Syarahan dan Huraiannya setiap Selasa malam Rabu selepas Solat Maghrib
Hari Sabtu 20 Dec 2008 mulai Solat Maghrib sehingga jam 9:30 malam huraian buku berjudul ‘Nasihat Agama dan Wasiat Iman’
Hari Ahad 21 Dec 2008 mulai Solat Maghrib huraian buku berjudul ‘Dakwah yang Sempurna dan Peringatan yang Utama’

http://pondokhabib.wordpress.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

.